BY : BIOLOGI 1 '12 IAIN RF PLG
KELOMPOK 2 :
1. Ahmad Syaifuddin (12 222 005)
2. Ayu Ariska pratiwi (12 222 015)
3. Destiana (12 222 024)
4. Desi Ratnasari (12 222 023)
5. Devy Arfika (12 222 025)
6. Eli Apriana (12 222 032)
7. Elfina
INTI
DAN PEMBELAHAN SEL (MITOSIS DAN MEIOSIS)
Inti
Sel
Inti sel atau
nukleus merupakan bagian dari sel yang mempunyai fungsi utama untuk mengadakan
kotrol terhadap aktivitas sel jadi setiap sel akan dapat bekerja atau
melaksanakan fungsinya dengan baik karena ada inti sel (Juwono dan Achmad Zulfa
Juniarto, 2002).
Inti sel pertama
kali diteliti oleh Brown pada tahum 1831 pada sel tanaman dan biasanya dalam
tiap sel hanya terdapat satu inti sel yang dengan menggunakan mikroskop cahaya
tampak berbentuk bulat atau oval. Letak inti sel pada umumnya di tengah kecuali
pada sel-sel kelenjar inti selnya akan berada pada dasar sel (Juwono dan Achmad
Zulfa Juniarto, 2002).
Nukleus hanya
dapat kita temui secara jelas pada sel eukariotik, sedangkan pada sel
prokariotik tidak. Tetapi pada sel eukariotik mamalia dan sel pembuluhan tepis
pada tumbuhan nukleus tidak ditemukan (Sumadi dan Aditya,2007).
Nukleus sel
terlihat sebagai suatu struktur bulat atau bulat panjang, biasanya di bagian
tengah sel, tetapi ada pula inti yang terletaknya di tepi sel, misalnya pada
adiposit dan pada sel otot skelet letak ini dipengaruhi oleh aktivitas sel
nukleus tidak dapat bergerak bebas karena terperangkap di dalam
jaringan-jaringan yang terbuat dari filamen intermedia dan mikrofilamen (Sumadi
dan Aditya,2007) .
Dalam jaringan
mamalia, diameternya biasanya berkisar diantara
5 dan 10 µm. Nukleus terdiri dari mambran inti atau bungkus inti,
nukleolus, kromatin, nukleoplasma (Junquera, Luis C dan Jose carneiro, 1991).
Pada stadium
interfase dimana sel belum akan memebelah inti sel dapat dilihat dengan jelas
dan mempunyai bagian-bagian seperti berikut:
1.
membran inti
2.
anak inti atau nukleolus
3.
kromatin
4.
cairan inti atau karyolymphe
Membran
inti
Membran inti
selubung inti dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya dan akan berupa
garis hitam tipis oleh karena pada bagian dalamnya menempel butir-butir
kromatin. Dengan manggunakan mikroskop elektron membran inti ini tampak sebagai
dua lapis membran yang terpisah dengan jarak antara 200-300 angstrom unit dan
celah diantara kedua membran ini disebut spatium
perinuclearis (Juwono dan Achmad Zulfa Juniarto, 2002).
Struktur
molekular membran nukleus sama dengan membran sel. Membran nukleus terdiri dari
dua lembar selaput yang saling berimpitan. Keduanya hanya dipisahkan oleh ruangan
sempit yang disebut perinukleus. Lembaran yang disebelah dalam disebut selaput
dalam atau selaput nukleoplasma sedangkan lapisan yang disebelah luar disebut
selaput luar atau selaput sitosol. Pori – pori pada membran nukleus disebut
pori nukleus. Jumlah pori kira – kira 10% dari luas permukaan inti (Sumadi dan
Aditya,2007).
Selaput dalam atau
nukleoplasma membran nukleus berlapiskan suatu anyaman setebal 10 – 20 nm, yang
terbuat dari filamen intermedia yang pada mamalia terdiri dari 3 protein yaitu
lamin A, B, dan C. Anyaman filamen ini disebut lamina nukleus (Sumadi dan
Aditya,2007).
Selaput luar
atau sitosol nukleus berhubungan langsung dengan ritikulum endosplasma.
Permukaan selaput sitosol ini penuh di tempeli oleh ribosom tempat di mana
protein di sintesis. Protin yang di sintesis ini di curakan ke dalam ruangan
perinukleus yang berhubungan dengan lumen retikulem endoplasma. Dengan demikian
selaput sitosol nukleus ini seperti terperangkap dalam jala-jala yang tidak
dapat beregerak bebas (Sumadi dan Aditya,2007).
Fungsi membran
nukeus sangat rumit, di satu pihak selubung nukleus merupakan suatu pembatas,
di pihak lain karena berpori maka juga berfungsi sebagai sarana pengangkut
antara kompartemen atau ruangan. Berdasarkan strukturnya terdapat tiga cara
pengangkutan dari dan kesitoplasma. Cara pertama dengan melewati pori nukleus.
Cara kedua adalah pengangkutan dalam selaput dalam menuju ke ruangan
perinukleus dan diteruskan ke sisternal (lumen) retikulum endosplasma. Cara
ketiga adalah dengan cara jalan pinositosis. Sebagai pembatas membran nukleus
akan mengalami perpindahan molekul dari dan ke sitoplasma. Air,ion-ion, dan
mikromolekul senyawa organik,misalnya griserol dan sukrosa dapat melewati
membran nukleus dengan mudah dan cepat. Ternyata pembelahan membran nukleus
berbeda setiap sel. Khusus transfer protein yang diperlukan untuk replikasi dan
transkripsi ADN tidak ada hambatan (Sumadi dan
Aditya,2007).
Anak
inti
Anak inti atau
nukleolus ini dengan manggunakan mikroskop cahaya akan tampak sebagai bangunan
basofil yang mempunyai ukuran lebih besar dari butir-butir atau kelompok-kelompok
kromatin yang ada dalam inti sel. Dalam satu inti sel sering dijumpai lebih
dari satu anak inti dan adakalanya anak inti ini menempel pada membran inti
(Juwono dan Achmad Zulfa Juniarto, 2002).
Dengan menggunakan mikroskop
elektron akan tampak bagian-bagian anak inti yang dapat dibedakan menjadi tiga
macam:
1. Pars granulosa atau daerah granuler yang
tampaknya mengandung butir-butir dengan ukuran sedikit lebih kecil dari ribosom
dalam sitoplasma dan dijumpai pada anak inti bagian pinggir.
2. Pars fibrilosa atau daerah fibriler
terdapat di tengah anak inti dan tampak sebagai benang-benang yang halus.
3. Daerah amorf yang merupakan matriks anak
inti yang tampak homogen dan terdiri dari protein sebagai pengikat kedua bagian
di atas.
Fungsi anak inti
ini menurut penelitian adalah sebagai tempat pembuatan protein yang akan
digunakan untuk membuat ribosom dan juga sebagai tempat mengadakan sintesis
RNA. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian tentang jumlah anak inti pada
sel-sel tertentu yang mendapatkan bahwa pada sel-sel yang sedang aktif membuat
protein maka anak inti akan tampak lebih besar. Dalam menjalankan fungsinya ini
anak inti dikontrol oleh bagian kromosom yang mengandung gen tertentu yang
dinamakan nucleolar organizerI
(Juwono dan Achmad Zulfa Juniarto, 2002).
Kromatin
Dalam
inti sel banyak dijumpai butir-butir berwarna gelap/basofil yang ternyata
adalah kromatin yang penyebarannya dalam sel tidak merata dan sering membentuk
kelompok-kelompok tertentu yang berdasarkan letaknya ada beberapa jenis yaitu:
· Peripheral
chromatin yaitu kelompok kromatin yang menempel
pada membran inti.
· Chromatin
island yaitu kelompok-kelompok kromatin
yang membentuk pulau-pulau dibagian
tengah inti yang juga dinamakan chromatin
granules/chromatin particles.
· Nucleolus
associated chromatin yaitu kelompok kromatin
yang terdapat mengelilingi anak inti.
Kromatin sebenarnya
adalah bagian-bagian benang DNA kromosom yang bergelung sehingga tampak sebagai
butir-butir sedangkan benang kromosomnya sendiri karena sangat halus tidak
tampak. Jadi dengan demikian ada dua macam kromatin yaitu:
· Heterokromatin atau condensed chromatin yang merupakan bagian kromosom yang bergelung
sehingga tampak sebagai butir-butir kromatin yang mempunyai sifat mengikat
warna atau heteropiknotik positif.
· Eukromatin atau extended chromatin yaitu bagian kromosom yang tidak bergelung dan
tidak tampak karena bersifat heteropiknotik negative (Juwono dan Achmad Zulfa Juniarto, 2002).
Karioplasma
Karioplasma atau
disebut juga karyolymphe atau cairan inti merupakan larutan koloidal yang
mempunyai sifat-sifat seperti protoplasma pada umumnya (Juwono dan Achmad Zulfa Juniarto, 2002).
Pembelahan
mitosis
Pembelahan sel
secara mitosis ini dilaksanakan untuk memperbanyak sel yang ada dalam tubuh
makhluk hidup sehingga makhluk hidup ini dapat bertambah besar/bertumbuh.
Sebenarya dalam setiap pembelahan sel dapat dilihat adanya dua macam pembelahan
yang terjadi secara berurutan, yaitu pembelahan intisel atau kariokinesis yang
kemudian diikuti pembelahan sitoplasma atau sitokenesis. Pembelahan sitoplasma
terjadi secara sederhana sehingga tidak banyak diamati sedangkan pembelahan
inti terjadi secara lebih kompleks karena dalam inti sel inilah terdapat
kromososmyang akan menentukan sifat-sifat dari sel keturunan yang terjadi
setelah pembelahan sel selesai (Juwono dan Achmad Zulfa Juniarto, 2002).
Pada dasarnya
mitosis terjadi melalui beberapa tahap
yang meliputi :
Profase
Pada tahap ini
diawali dengan perubahan sentrosoma. Sentrosoma yang telah terduplikasi menjadi
dua kutub pembelahan mitotik saat G1 dan G2 akan memancarkan mikrotubulus aster
yang makin lama semakin memanjang dan kedua sentrosoma tersebut akan bergerak
menjauh. Pada propase adalah bahwa benang-benang kromatin menduplikasi diri dan
berkondenisasi menjadi kromatid. Dua kromatid di ikat menjadi satu pada daerah
sentromer menjadi kromosom. Sentromer sendiri di ikat oleh kinetokor. Dan
kinetokor diikat oleh mikrotubula kinotokor. Pada akhir profase menujuh ke
prometafase selubung inti akan pecah terurai menjadi komponen-komponen
penyusunnya.komponen-komponen inti tersebut terlarut di sekitar sel yang
membelah (Sumadi
dan Aditya,2007).
Metafase
Pada tahap
metafase ini diawali dengan pengaturan letak dan arah kromosom oleh mikrotubula
kinektor sehingga setiap kromosom menghadap kutub masing-masing. Selanjutnya
mikrotubula kinektor mengggerakkan kromosom ke bidang ekuator. Kromosom terata
di tengah bidang ekuator. Kromosom dapat
terata pada bidang ekuator karena adanya daya tarik yang sama kuat dari
masing-masing kutub pembelahan
(Sumadi
dan Aditya,2007).
Anafase
Diawali dengan
terbelahnya kromosommenjadi dua kromatida, masing-masing dengan sebuah
kinetokor. Kromatida tersebur akan bergerak ke arah kutub pembelahan
masing-masing karena memendeknya mikrotubula kinektor secara tiba-tiba disebut
sebagai anafase Adan saling menjauhbya kutub mitosis di sebut anafase B.
Setelah kromatida-kromatida tersebut berkumpul di kutub pembelahan
masing-masing,kariokinesis akan memasuki tahap telofase (Sumadi dan Aditya,2007).
Telofase
Diawali dengan
terkaitnya kembali selubung nukleus disekelilingi tiap kelompok kromosom baru.
Mikrotubula kinetokor menghilang, tetapi mikrotubula kutub masih tetap ada.
Telofase akan mengakhiri serangkaian proses panjang kariokinesis, untuk
selanjtnya masuk ke sitokinin. Sitokini adalah proses pembelahan sitoplasma
yang ditandai dengan pelekukan pada sel (Sumadi dan Aditya,2007).
Pembelahan
Meiosis
Meiosis ada dua
yaitu meiosis I dan meiosis II.
Meiosis
I (pemisahan kromosom homolog)
Interfase
I
Meiosis
didahului oleh suatu interfase, dimana selama fase ini setiap kromosom
bereplikasi. Proses ini samadengan replikasi kromosom yang mendahului meiosis.
Untuk setiap kromosom hasilnya adalah dua kromatid saudara yang identik secara
genetik yang tetap melekat pada sentromernya. Sentrosom juga bereplikasi
menjadi dua seperti yang diperlihatkan pada gambar ini (Campbell,1999).
Profase
I
Profase I
meiotik lebih lama dan lebih kompleks dibandingkan profase dalam mitosis. Kromosom
ini memadat dalam suatu proses yang dinamakan sinapsis, kromosom homolog yang
masing-masing tersusun dari dua kromatid saudara muncul secara bersamaan
sebagai suatu pasangan. Masing-masing pasangan kromosom kini dapat terlihat
didalam mikroskop sebagai suatu tetrat yaitu sebuah kompleks empat kromatid.
Pada banyak tempat di sepanjang tubuhnya. Kromatid kromosom homolog saling
silang menyilang. Persilangan yang bantu mengikat kromosom agar tetap bersama
ini di namakan kiasmata (tunggal atau kiasan). Perhatikan bahwa kromosom
memilki segmen yang saling tukar
(Campbell,1999).
Komponen seluler
lainnya mempersiapkan pembelahan nukleus dengan cara yang mirip diamati oleh
mitosis. Sentrosom bergerak saling menjauhi dan gelendong mikrotubulu terbentuk
diantaranya. Selubung nukleus dan nukleoli menyebar. Akhirnya gelendong
mikrotubulu menangkap kinetokor yang terbentuk pada kromosom. Profase I yang
dapat berlangsung sampai beberapa hari atau bahkan lebih lama, biasanya memekan
lebih dari 90% waktu yang dibutuhkan untuk meiosis (Campbell,1999).
Metafase
I
Kromosom
sekarang tersusun pada plat metafase, masih dalam pasangan homolog. Mikrotubulu
kinetokor dari suatu kutub sel melekat pada satu kromosom masing-masing
kromosom. Sementara itu mikrotubulu dari kutub yang berlawanan menmpel pada
kromosom homolognya (Campbell,1999).
Anafase
I
Seperti pada
meiosis alat gelondong menggerakkan kromosom ke arah kromosom. Akan tetapi,
kromatid saudara tetap terikat dan sentromernya bergerak sebagai satu unit
tunggal ke arah kutub yang sama. Kromosom homolog bergerak ke arah yang
berlawanan (Campbell,1999).
Meiosis
II
Pemisahan
kromatid saudara
Telofase
I dan Sitokinesis
Aparatum
gelombang terus memisahkan pasangan kromosom homolog sampai kromosom ini
mencapai kutub sel. Setiap kutub ini mmempunyai satu set kromosom haploid
tetapi setiap kromosom tetap memiliki dua kromatid saudara biasanya sitokinesis
terjadi secara stilmutan dengan telofase I, membentuk dua sel anak alur
terbentuk pada sel hewan dan plat sel muncul dalam sel tumbuhan. Pada beberapa
spesies, kromosom menyebar membran nukleus dan nucleoli terbentuk kembali an
terjadi interfase II. Pada spesies lain sel anak dari telofase I segara mulai
bersiap untuk pembelahan meiotik II
(Campbell,1999).
Profase
II
Aparatus
gelombang terbentuk kromosom berkembang ke arah plat metafase II (Campbell,1999).
Metafase
II
Kromosom
ditempatkan pada plat metafase dengan cara seperti meiosis dengan kinetokor
kromatid saudara dari masing-masing kromosom menuju ke arah kutub-kutub yang
berlawanan (Campbell,1999).
Anafase
II
Sentromer
kromatid saudara akhirnya berpisah, dan kromatid saudara dari masing-masing
pasangan, kini merupakan kromosom individual, bergerak ke arah kutub sel yang
berlawanan (Campbell,1999).
Telofase
II dan Sitokinesis
Nuklei terbentuk
pada kutub sel yang berwarna, dan sitokinesis, terjadilah. Pada akhir
sitokinesis terdapat empat sel anak, masing-masing dengan jumlah haploid dari
kromosom yang tidak direplikasi (Campbell,1999).
Kaitan
dengan
Ayat
Al – Quran
Ayat dibawah ini
merupakan ayat yang akan berhubungan dengan bagian – bagian yang ada dalam
tubuh manusia. Ayat pertama yang mendorong penelitian adalah Surat ‘Fussilat’
ayat 53 yang juga dikuatkan dengan hasil – hasil penemuan Profesor Keith Moore
ahli Embriologi dari Kanada. Penemuannya tersebut diilhami ketika Khatib pada
waktu salat Jum’at membacakan salah satu ayat yang ada kaitannya dengan ilmu
Biologi. Adapun ayatnya ialah:
سَنُرِيهِمۡ ءَايَـٰتِنَا فِى ٱلۡأَفَاقِ وَفِىٓ أَنفُسِہِمۡ
حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمۡ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّۗ أَوَلَمۡ يَكۡفِ
بِرَبِّكَ أَنَّهُ ۥ كُلِّ شَىۡءٍ۬ شَہِيدٌ عَلَىٰ
Artinya:
Kami
akan memperlihatkan kepada mereka tanda – tanda (kekuasaan) Kami di segenap
ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al
Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa
sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?( Q.S. Fushilat ayat 53).
Hipotesis awal
yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata "ayatinaa" yang memiliki
makna "Ayat Allah", dijelaskan oleh Allah bahwa tanda – tanda
kekuasaan–Nya ada juga dalam diri manusia. Menurut Ahmad Khan ayat – ayat Allah
ada juga dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia. Selanjutnya ia beranggapan
bahwa ada kemungkinan ayat Alquran merupakan bagian dari gen manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell dkk. 1999. BIOLOGI UMUM. Erlangga. Jakarta
Junquera, Luis C dan Jose carneiro.
1991. Histologi Dasar. EGC. Jakarta
Juwono dan Achmad Zulfa Juniarto.
2002. BIOLOGI SEL. EGC. Jakarta
Sumadi dan Aditya Marianti. 2007. BIOLOGI SEL. GRAHA ILMU. Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar