MAKALAH
PERENCANAAN PENGELOLAAN LABORATORIUM
MANAJEMEN
LABORATORIUM
DI
SUSUN OLEH
KELOMPOK
I
Afrita
Hartanti (12222003)
Asri
Arum Sari (12222014)
Desi
Ratnasari (12222023)
Fitri
Astriawati (12222038)
Dosen
Pembimbing:
DR.
H. Zaenal Burlian, DBA
Asisten
Dosen:
Novia
Ballanie, S.Pd, M.Pd.I.
PROGRAM
STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen Laboratorium adalah usaha untuk mengelola Laboratorium. Bagaimana
suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa
faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat lab yang
canggih, dengan staf propesional yang terampil belum tentu dapat beroperasi
dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen Laboratorium yang baik.
Oleh karena itu manajemen lab adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan Laboratorium. Suatu manajemen lab yang baik memiliki sistem
organisasi yang baik, uraian kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan
fasilitas .yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi lab yang baik
pula. Bagaimana mengelola Lab dengan baik, adalah menjadi tujuan utama,
sehingga semua pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Dalam
penanganannya harus dikelola oleh Kepala Laboratorium yang ahli, terampil di
bidangnya dan berdedikasi tinggi serta penuh tanggung jawab, termasuk peranan
tenaga laborannya yang bertanggung jawab atas semua kegiatan operasional yang
dilakukan di laboratorium masing-masing. Keamanan dan keselamatan laboratorium,
serta keselamatan kerja di laboratorium merupakan faktor penting dalam
pengelolaan (manajemen) laboratorium. Hal ini perlu perhatian dari penanggung
jawab kegiatan laboratorium. Penanggung jawab pelaksana kegiatan tidak boleh
membiarkan praktikan melakukan kegiatan tanpa pengawasan dan bimbingannya;
terutama kepada murid-murid yang masih hijau dalam melakukan kegiatan di
laboratorium. Oleh sebab itu, penanggung jawab pelaksana kegiatan laboratorium
harus bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan laboratorium pada umumnya
serta keselamatan kerja praktikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Laboratorium ?
2. Bagaimana pelaksanaan Manajemen laboratorium yang
baik?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Manajemen Laboratorium
Manajemen laboratorium (Laboratory Management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium.
Suatu laboratorium dapat dikelola dengan dengan baik sangat ditentukan oleh
beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat
labiratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu
dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen
laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.
Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih
efektif bilamana dalam struktur organisasi laboratorium didukung oleh board of management yang berfungsi
sebagai pengarah dan penasehat. Board of
management terdiri atas para senior/profesor yang mempunyai kompetensi
dengan kegiatan laboratorium yang bersangkutan.
2.2
Manajemen Operasional Laboratorium
Untuk mengelola laboratorium yang baik harus
dipahami perangkat-perangkat manajemen laboratorium, yaitu:
1. Tata
ruang
2. Alat
yang baik dan terkalibrasi
3. Infrastruktur
4. Administrasi
laboratorium
5. Organisasi
laboratorium
6. Fasilitas
pendanaan
7. Inventarisasi
dan keamanan
8. Pengamanan
laboratorium
9. Disiplin
yang tinggi
10. Keterampilan
SDM
11. Peraturan
dasar
12. Penanganan
masalah umum
13. Jenis-jenis
pekerjaan
Semua
perangkat-perangkat tersebut di atas, jika dikelola secara optimal akan
mendukung terwujudnya penerapan manajemen laboratorium yang baik. Dengan
demikian manajemen laboratorium dapat dipahami sebagai suatu tindakan
pengelolaan yang kompleks dan terarah, sejak dari perencanaan tata ruang sampai
dengan perencanaan semua perangkat penunjang lainnya.
2.3
Rincian Kegiatan Masing-masing Perangkat
a. Tata Ruang
Laboratorium
harus ditata sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang
yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan
pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai:
1. Pintu
masuk (in)
2. Pintu
keluar (out)
3. Pintu
darurat (emergency-exit)
4. Ruang
persiapan (preparation-room)
5. Ruang
peralatan (equipment-room)
6. Ruang
penangas (fume-hood)
7. Ruang
penyimpanan (storage-room)
8. Ruang
staf (staff-room)
9. Ruang
teknisi (technician-room)
10. Ruang
bekerja (activity-room)
11. Ruang
istirahat/ibadah
12. Ruang
prasarana kebersihan
13. Ruang
toilet
14. Lemari
praktikan (locker)
15. Lemari
gelas (glass-rack)
16. Lemari
alat-alat optic (optic-rack)
17.
Pintu jendela
diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk.
18.
Fan (untuk dehumidifier)
19.
Ruang ber-AC
untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu.
b. Alat yang
Berfungsi dan Terkalibrasi
Pengenalan
terhadap peralatan laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap petugas
laboratorium, terutama mereka yang akan mengoperasikan peralatan tersebut.
Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi:
1. Siap
untuk dipakai
2. Bersih
3. Berfungsi
dengan baik
4. Terkalibrasi
Peralatan yang
ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian (manual operation). Hal ini untuk
mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana buku manual merupakan acuan untuk
perbaikan seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus senantiasa berada
ditempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan ada kemungkinan alat tidak
berfungsi dengan baik. Beberapa peralatan harus disusun secara teratur pada
tempat tertentu, berupa rak atau meja yang disediakan. Peralatan digunakan
untuk melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat
atau studi tertentu. Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-waktu
dapat digunakan. Peralatan laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan
penggunaannya. Setelah selesai digunakan, harus segera dibersihkan kembali dan
disusun seperti semula. Semua alat-alat ini sebaiknya diberi penutup (cover) misalnya plastik transparan,
terutama bagi alat-alat yang memang diperlukannya. Alat-alat yang tidak ada
penutupnya akan cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang
bersangkutan.
a. Alat-alat
gelas (Glasware)
Alat-alat gelas
harus dalam keadaan bersih, untuk alat-alat gelas yang memerlukan sterilisasi,
sebaiknya disterelisasi sebelum dipakai. Semua alat-alat gelas ini seharusnya
disimpan dalam lemari khusus.
b. Bahan-bahan
kimia
Untuk
bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis, sebaiknya ditempatkan pada
ruang fume. Demikian juga untuk
bahan-bahan yang mudah menguap. Ruangan fume perlu dilengkapi fan, agar udara
yang ada dapat terhembus keluar. Bahan-bahan kimia yang ditempatkan dalam botol
berwarna gelap, tidak boleh langsung terkena sinar matahari dan sebaiknya
ditempatkan pada lemari khusus.
c. Alat-alat
optic
Alat-alat optic
seperti mikroskop harus disimpan pada tempat yang kering dan tidak lembab.
Alat-alat optic lainnya seperti lensa pembesar, alat kamera juga dapat
ditempatkan pada lemari khusus.
c.
Infrastruktur
Laboratorium
1)
Sarana Utama
Mencakup
bahasan tentang lokasi laboratorium, konstruksi laboratorium dan sarana lain,
termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja kerja/peralatan, jenis atap,
jenis dinding, jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar
penangas, jenis pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat
penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, jenis alat optic, jenis timbangan dan instrument
yang lain, kondisi laboratorium, dan sebagainya.
2) Sarana
Pendukung
Mencakup
bahasan tentang ketersediaan energi listrik, gas, air, alat komunikasi, dan
pendukung keselamatn kerja seperti pemadaman kebakaran, hidran dsb.
d.
Administrasi
Laboratorium
Administrasi
laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang antara lain terdiri
atas:
1. Inventaris
peralatan laboratorium
2. Daftar
kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang rusak, alat yang
dipinjam/dikembalikan.
3. Surat
masuk dan surat keluar
4. Daftar
pemakai laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum/penelitian.
5. Daftar
inventarisasi bahan kimia dan bahan non-kimia, bahan gelas dan sebagainya.
6. Sistem
evaluasi dan pelaporan.
Kegiatan
administrasi ini merupakan kegiatan rutin yang berkesinambungan, karenanya
perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara berkala dengan baik dan teratur.
e.
Inventarisasi
dan Keamanan Laboratorium
Kegiatan inventarisasi dan keamanan
laboratorium meliputi:
a. Semua
kegiatan inventarisasi harus memuat sumber dana darimana alat-alat ini diperoleh/dibeli.
b. Keamanan/security
peralatan laboratorium ditujukan agar peralatan laboratorium tersebut harus
tetap berada di laboratorium. Jika peralatan dipinjam harus ada jaminan dari si
peminjam. Jika hilang atau dicuri, harus dilaporkan kepada kepala laboratorium.
Perlu diingat bahwa semua barang dan peralatan
laboratorium yang ada adalah milik negara, jadi tidak boleh ada yang hilang.
Tujuan
yang ingin dicapai dari inventarisasi dan keamanan adalah:
(1) mencegah kehilangan
dan penyalahgunaan
(2) mengurangi
biaya-biaya operasional
(3) meningkatkan proses
pekerjaan dan hasilnya
(4) meningkatkan
kualitas kerja
(5) mengurangi resiko
kehilangan
(6) mencegah pemakaian
yang berlebihan
(7) meningkatkan kerjasama.
f. Prinsip Umum Pengamanan Laboratorium
a. Tanggung jawab
Kepala Laboratorium, anggota
laboratorium termasuk asisten bertanggung jawab penuh terhadap segala
kecelakaan yang mungkin timbul. Karenanya Kepala Laboratorium seharusnya
dijabat oleh orang yang kompeten dibidangnya, termasuk juga teknisi dan laborannya.
b. Kerapian
Semua koridor, jalan keluar dan alat
pemadam api harus bebas dari hambatan seperti botol-botol, dan kotak-kotak.
Lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan material lain yang mungkin
menyebabkan lantai licin. Semua alat-alat dan reagensia bahan kimia yang telah digunakan
harus dikembalikan ketempat semula seperti sebelum digunakan.
c. Kebersihan
Kebersihan dalam laboratorium menjadi
tanggung jawab bersama pengguna laboratorium.
d. Konsentrasi
terhadap pekerjaan
Setiap pengguna laboratorium harus
memiliki konsentrasi penuh terhadap pekerjaannya masing-masing, tidak boleh
mengganggu pekerjaan orang lain, dan tidak boleh meninggalkan percobaan yang
memerlukan perhatian penuh.
e. Pertolongan
pertama (First - Aid)
Semua kecelakaan bagaimanapun ringannya,
harus ditangani di tempat dengan memberikan pertolongan pertama. Misalnya, bila
mata terpercik harus segera dialiri air dalam jumlah yang banyak. Jika tidak
bisa, segera panggil dokter. Jadi setiap laboratorium harus memiliki kotak P3K,
dan harus selalu dikontrol isinya.
f. Pakaian
Saat bekerja di laboratorium dilarang
memakai baju longgar, kancing terbuka, berlengan panjang, kalung teruntai,
anting besar dan lain-lain yang mungkin dapat tersangkut oleh mesin, ketika
bekerja dengan mesin-mesin yang bergerak. Selain pakaian, rambut harus diikat
rapi agar terhindar dari mesin-mesin yang bergerak.
g. Berlari
di Laboratorium
Tidak dibenarkan berlari di laboratorium
atau di koridor, berjalanlah di tengah koridor untuk menghindari tabrakan
dengan orang lain dari pintu yang hendak masuk/keluar.
h. Pintu-pintu
Pintu-pintu harus dilengkapi dengan
jendela pengintip untuk mencegah terjadinya kecelakaan (misalnya: kebakaran).
i.
Alat-alat
Alat-alat seharusnya ditempatkan di
tengah meja, agar alat-alat tersebut tidak jatuh ke lantai. Selain itu,
peralatan sebaiknya juga ditempatkan dekat dengan sumber listrik, jika memang
peralatan tersebut memerlukan listrik. Demikian juga untuk alat-alat yang menggunakan
air ataupun gas sebagai sarana pendukung.
g.
Organisasi
Laboratorium
Organisasi
laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan personalia
yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab tertinggi organisasi di dalam
laboratorium adalah Kepala Laboratorium. Kepala Laboratorium bertanggung jawab terhadap
semua kegiatan yang dilakukan dan juga bertanggung jawab terhadap seluruh peralatan
yang ada. Para anggota laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium juga
harus sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan padanya.
Untuk mengantisipasi dan menangani kerusakan peralatan diperlukan teknisi yang memadai.
h.
Fasilitas
Pendanaan
Ketersediaan
dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa adanya dana yang cukup,
kegiatan laboratorium akan berjalan tersendat-sendat, bahkan mungkin tidak
dapat beroperasi dengan baik. Dana dapat diperoleh dari, antara lain:
a.
SPP
b.
Anggaran
rutin/DIP
c. Institusi
lain, misalnya kerjasama dalam bidang penelitian atau pengembangan bidang lainnya.
d. Dana
dari badan-badan Internasional
e. Dana
Operasional melalui Hibah
f.
Dana-dana
lainnya, yang bersumber dari luar Universitas/Institut.
Kegigihan pimpinan institusi memperjuangkan
ketersediaan dana sangatlah penting, namun yang tidak kalah pentingnya ialah
kemampuan untuk mengusahakan dana sendiri, misalnya: melalui kegiatan
penelitian, kegiatan tugas akhir/thesis mahasiswa, kegiatan layanan masyarakat,
dan sebagainya. Jika anggaran rutin tidak ada, maka kegiatan operasional laboratorium
tidak akan tercapai dengan baik.
i.
Disiplin
yang Tinggi
Pengelola
laboratorium harus menerapkan disiplin yang tinggi pada seluruh pengguna laboratorium
(mahasiswa, asisten, laboran/teknisi) agar terwujud efisiensi kerja yang
tinggi. Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh pola kebiasaan dan perilaku dari
manusia itu sendiri. Oleh sebab itu setiap pengguna laboratorium harus
menyadari tugas, wewenang dan fungsinya. Sesama pengguna laboratorium harus ada
kerjasama yang baik, sehingga setiap kesulitan dapat dipecahkan/diselesaikan
bersama.
j.
Keterampilan
Pengelola laboratorium harus
meningkatkan keterampilan semua tenaga laboran/teknisi. Peningkatan
keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti pendidikan keterampilan
khusus, pelatihan (workshop) maupun magang di tempat lain. Peningkatan keterampilan
juga dapat dilakukan melalui bimbingan dari staf dosen, baik di dalam laboratorium
maupun antar laboratorium.
k.
Peraturan
Umum
Beberapa peraturan umum untuk
menjamin kelancaran jalannya pekerjaan di laboratorium, dirangkum sebagai berikut:
a.
Dilarang
makan/minum di dalam laboratorium
b.
Dilarang
merokok, karena mengandung potensi bahaya seperti:
(1)
Kontaminasi melalui tangan
(2)
Ada api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar
(3)
Uap/gas beracun, akan terhisap melalui pernafasan
c.
Dilarang meludah,
akan menyebabkan terjadinya kontaminasi
d.
Jangan panik
menghadapi bahaya kebakaran, gempa, dan sebagainya.
e.
Dilarang mencoba
peralatan laboratorium tanpa diketahui cara penggunaannya. Sebaiknya tanyakan
pada orang yang kompeten.
f.
Diharuskan menulis label yang lengkap, terutama pada
bahan-bahan kimia.
g.
Dilarang mengisap/menyedot dengan mulut segala bentuk
pipet. Semua alat pipet harus menggunakan bola karet pengisap (pipet
- pump).
h.
Diharuskan memakai baju laboratorium, dan juga
sarung tangan dan gogles, terutama sewaktu menuang bahan-bahan kimia yang
berbahaya.
i.
Beberapa peraturan lainnya yang spesifik, terutama
dalam pemakaian sinar X, sinar Laser, alat-alat sinar UV, Atomic
Absorption, Flamephoto-meter, Bacteriological
Glove Box with UV light,
dan sebagainya, harus benar-benar dipatuhi. Semua peraturan tersebut di atas
ditujukan untuk keselamatan kerja di laboratorium.
l.
Penanganan
masalah umum
a.
Mencampur zat-zat kimia
Jangan
campur zat kimia tanpa mengetahui sifat reaksinya. Jika belum tahu segera tanyakan
pada orang yang kompeten.
b.
Zat-zat baru atau kurang diketahui
Demi
keamanan laboratorium, berkonsultasilah sebelum menggunakan zat-zat kimia baru
atau yang kurang diketahui. Semua zat-zat kimia dapat menimbulkan resiko yang tidak
dikehendaki.
c. Membuang material-material
yang berbahaya
Sebelum membuang
material-material yang berbahaya harus diketahui resiko yang mungkin terjadi.
Karena itu pastikan bahwa cara membuangnya tidak menimbulkan bahaya. Jika tidak
tahu tanyakan pada orang yang kompeten. Demikian juga terhadap air buangan dari
laboratorium. Sebaiknya harus ada bak penampung khusus, jangan dibuang begitu
saja karena air buangan mengandung bahan berbahaya yang menimbulkan pencemaran.
Air buangan harus di”treatment”, antara lain dengan cara netralisasi
sebelum dibuang ke lingkungan.
d.
Tumpahan
Tumpahan asam diencerkan dahulu dengan air dan dinetralkan dengan CaC03 atau
soda abu, dan untuk basa dengan air dan dinetralisir dengan asam encer. Setelah
itu dipel dan pastikan kain pel bebas dari asam atau alkali. Tumpahan minyak,
harus ditaburi dengan pasir, kemudian disapu dan dimasukkan dalam tong yang
terbuat dari logam dan
ditutup rapat.
m.
Jenis
Pekerjaan
Berbagai
pekerjaan laboratorium seperti praktek, penelitian, dan layanan umum, harus didiskusikan
sebelumnya dengan Kepala Laboratorium. Setelah itu dilanjutkan dengan cara pelaksanaannya.
Pemahaman jenis pekerjaan di laboratorium diperlukan untuk:
a. Meningkatkan
efisiensi penggunaan bahan-bahan kimia, air, listrik, gas dan alat-alat laboratorium.
b. Meningkatkan
efisiensi biaya (operasional cost).
c. Meningkatkan
efisiensi tenaga dan waktu, baik dari pengguna maupun pengelola laboratorium.
d. Meningkatkan
kualitas dan ketrampilan pengelola laboratorium dan laboran.
e. Baik
pengelola laboratorium dan laboran/teknisi harus dapat bekerja sama dengan baik
sebagai satu Team-Work. ”Bekerja dengan satu team, jauh lebih baik dari pada
bekerja secara sendiri/mandiri”.
f. Meningkatkan
pendapatan (income) dari laboratorium yang bersangkutan.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Agar
semua kegiatan yang dilakukan di dalam laboratorium dapat berjalan dengan
lancar, dibutuhkan sistem manajemen operasional laboratorium yang baik dan
sesuai dengan situasi kondisi setempat. Untuk mencapai hal tersebut, beberapa
hal yang telah dijelaskan di atas, perlu diperhatikan. Peran Kepala
Laboratorium sangat penting dalam menerapkan proses manajemen pengelolaan
laboratorium, termasuk dukungan keterampilan dari segala elemen yang ada di
dalamnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar