Sabtu, 29 Maret 2014

Manajemen Laboratorium



MAKALAH PERENCANAAN PENGELOLAAN LABORATORIUM
MANAJEMEN LABORATORIUM



   

 
 
  
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK I

Afrita Hartanti (12222003)
Asri Arum Sari (12222014)
Desi Ratnasari (12222023)
Fitri Astriawati (12222038)

Dosen Pembimbing:
DR. H. Zaenal Burlian, DBA

Asisten Dosen:
Novia Ballanie, S.Pd, M.Pd.I.



PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manajemen Laboratorium adalah usaha untuk mengelola Laboratorium. Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat lab yang canggih, dengan staf propesional yang terampil belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen Laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen lab adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan Laboratorium. Suatu manajemen lab yang baik memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas .yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi lab yang baik pula. Bagaimana mengelola Lab dengan baik, adalah menjadi tujuan utama, sehingga semua pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Dalam penanganannya harus dikelola oleh Kepala Laboratorium yang ahli, terampil di bidangnya dan berdedikasi tinggi serta penuh tanggung jawab, termasuk peranan tenaga laborannya yang bertanggung jawab atas semua kegiatan operasional yang dilakukan di laboratorium masing-masing. Keamanan dan keselamatan laboratorium, serta keselamatan kerja di laboratorium merupakan faktor penting dalam pengelolaan (manajemen) laboratorium. Hal ini perlu perhatian dari penanggung jawab kegiatan laboratorium. Penanggung jawab pelaksana kegiatan tidak boleh membiarkan praktikan melakukan kegiatan tanpa pengawasan dan bimbingannya; terutama kepada murid-murid yang masih hijau dalam melakukan kegiatan di laboratorium. Oleh sebab itu, penanggung jawab pelaksana kegiatan laboratorium harus bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan laboratorium pada umumnya serta keselamatan kerja praktikan.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Manajemen Laboratorium ?
2.      Bagaimana pelaksanaan Manajemen laboratorium yang baik?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Laboratorium
Manajemen laboratorium (Laboratory Management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat labiratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.
Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam struktur organisasi laboratorium didukung oleh board of management yang berfungsi sebagai pengarah dan penasehat. Board of management terdiri atas para senior/profesor yang mempunyai kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang bersangkutan.

2.2 Manajemen Operasional Laboratorium
Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-perangkat manajemen laboratorium, yaitu:
1.      Tata ruang
2.      Alat yang baik dan terkalibrasi
3.      Infrastruktur
4.      Administrasi laboratorium
5.      Organisasi laboratorium
6.      Fasilitas pendanaan
7.      Inventarisasi dan keamanan
8.      Pengamanan laboratorium
9.      Disiplin yang tinggi
10.  Keterampilan SDM
11.  Peraturan dasar
12.  Penanganan masalah umum
13.  Jenis-jenis pekerjaan

Semua perangkat-perangkat tersebut di atas, jika dikelola secara optimal akan mendukung terwujudnya penerapan manajemen laboratorium yang baik. Dengan demikian manajemen laboratorium dapat dipahami sebagai suatu tindakan pengelolaan yang kompleks dan terarah, sejak dari perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan semua perangkat penunjang lainnya.

2.3 Rincian Kegiatan Masing-masing Perangkat
a.      Tata Ruang
Laboratorium harus ditata sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai:
1.      Pintu masuk (in)
2.      Pintu keluar (out)
3.      Pintu darurat (emergency-exit)
4.      Ruang persiapan (preparation-room)
5.      Ruang peralatan (equipment-room)
6.      Ruang penangas (fume-hood)
7.      Ruang penyimpanan (storage-room)
8.      Ruang staf (staff-room)
9.      Ruang teknisi (technician-room)
10.  Ruang bekerja (activity-room)
11.  Ruang istirahat/ibadah
12.  Ruang prasarana kebersihan
13.  Ruang toilet
14.  Lemari praktikan (locker)
15.  Lemari gelas (glass-rack)
16.  Lemari alat-alat optic (optic-rack)
17.  Pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk.
18.  Fan (untuk dehumidifier)
19.  Ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu.

b.      Alat yang Berfungsi dan Terkalibrasi
Pengenalan terhadap peralatan laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap petugas laboratorium, terutama mereka yang akan mengoperasikan peralatan tersebut. Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi:
1.      Siap untuk dipakai
2.      Bersih
3.      Berfungsi dengan baik
4.      Terkalibrasi
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian (manual operation). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana buku manual merupakan acuan untuk perbaikan seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus senantiasa berada ditempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan ada kemungkinan alat tidak berfungsi dengan baik. Beberapa peralatan harus disusun secara teratur pada tempat tertentu, berupa rak atau meja yang disediakan. Peralatan digunakan untuk melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu. Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-waktu dapat digunakan. Peralatan laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya. Setelah selesai digunakan, harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti semula. Semua alat-alat ini sebaiknya diberi penutup (cover) misalnya plastik transparan, terutama bagi alat-alat yang memang diperlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.


a.       Alat-alat gelas (Glasware)
Alat-alat gelas harus dalam keadaan bersih, untuk alat-alat gelas yang memerlukan sterilisasi, sebaiknya disterelisasi sebelum dipakai. Semua alat-alat gelas ini seharusnya disimpan dalam lemari khusus.
b.      Bahan-bahan kimia
Untuk bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis, sebaiknya ditempatkan pada ruang fume. Demikian juga untuk bahan-bahan yang mudah menguap. Ruangan fume perlu dilengkapi fan, agar udara yang ada dapat terhembus keluar. Bahan-bahan kimia yang ditempatkan dalam botol berwarna gelap, tidak boleh langsung terkena sinar matahari dan sebaiknya ditempatkan pada lemari khusus.
c.       Alat-alat optic
Alat-alat optic seperti mikroskop harus disimpan pada tempat yang kering dan tidak lembab. Alat-alat optic lainnya seperti lensa pembesar, alat kamera juga dapat ditempatkan pada lemari khusus.
c.       Infrastruktur Laboratorium
1)        Sarana Utama
Mencakup bahasan tentang lokasi laboratorium, konstruksi laboratorium dan sarana lain, termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja kerja/peralatan, jenis atap, jenis dinding, jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar penangas, jenis pembuangan limbah, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, jenis alat optic, jenis timbangan dan instrument yang lain, kondisi laboratorium, dan sebagainya.
2)      Sarana Pendukung
Mencakup bahasan tentang ketersediaan energi listrik, gas, air, alat komunikasi, dan pendukung keselamatn kerja seperti pemadaman kebakaran, hidran dsb.
d.      Administrasi Laboratorium
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang antara lain terdiri atas:
1.      Inventaris peralatan laboratorium
2.      Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang rusak, alat yang dipinjam/dikembalikan.
3.      Surat masuk dan surat keluar
4.      Daftar pemakai laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum/penelitian.
5.      Daftar inventarisasi bahan kimia dan bahan non-kimia, bahan gelas dan sebagainya.
6.      Sistem evaluasi dan pelaporan.
Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan rutin yang berkesinambungan, karenanya perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara berkala dengan baik dan teratur.

e.       Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium
Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi:
a.     Semua kegiatan inventarisasi harus memuat sumber dana darimana alat-alat ini diperoleh/dibeli.
b.    Keamanan/security peralatan laboratorium ditujukan agar peralatan laboratorium tersebut harus tetap berada di laboratorium. Jika peralatan dipinjam harus ada jaminan dari si peminjam. Jika hilang atau dicuri, harus dilaporkan kepada kepala laboratorium.
Perlu diingat bahwa semua barang dan peralatan laboratorium yang ada adalah milik negara, jadi tidak boleh ada yang hilang.
Tujuan yang ingin dicapai dari inventarisasi dan keamanan adalah:
(1) mencegah kehilangan dan penyalahgunaan
(2) mengurangi biaya-biaya operasional
(3) meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
(4) meningkatkan kualitas kerja
(5) mengurangi resiko kehilangan
(6) mencegah pemakaian yang berlebihan
(7) meningkatkan kerjasama.
f.     Prinsip Umum Pengamanan Laboratorium
a.        Tanggung jawab
Kepala Laboratorium, anggota laboratorium termasuk asisten bertanggung jawab penuh terhadap segala kecelakaan yang mungkin timbul. Karenanya Kepala Laboratorium seharusnya dijabat oleh orang yang kompeten dibidangnya, termasuk juga teknisi dan laborannya.
b.      Kerapian
Semua koridor, jalan keluar dan alat pemadam api harus bebas dari hambatan seperti botol-botol, dan kotak-kotak. Lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan material lain yang mungkin menyebabkan lantai licin. Semua alat-alat dan reagensia bahan kimia yang telah digunakan harus dikembalikan ketempat semula seperti sebelum digunakan.
c.       Kebersihan
Kebersihan dalam laboratorium menjadi tanggung jawab bersama pengguna laboratorium.
d.      Konsentrasi terhadap pekerjaan
Setiap pengguna laboratorium harus memiliki konsentrasi penuh terhadap pekerjaannya masing-masing, tidak boleh mengganggu pekerjaan orang lain, dan tidak boleh meninggalkan percobaan yang memerlukan perhatian penuh.
e.       Pertolongan pertama (First - Aid)
Semua kecelakaan bagaimanapun ringannya, harus ditangani di tempat dengan memberikan pertolongan pertama. Misalnya, bila mata terpercik harus segera dialiri air dalam jumlah yang banyak. Jika tidak bisa, segera panggil dokter. Jadi setiap laboratorium harus memiliki kotak P3K, dan harus selalu dikontrol isinya.
f.       Pakaian
Saat bekerja di laboratorium dilarang memakai baju longgar, kancing terbuka, berlengan panjang, kalung teruntai, anting besar dan lain-lain yang mungkin dapat tersangkut oleh mesin, ketika bekerja dengan mesin-mesin yang bergerak. Selain pakaian, rambut harus diikat rapi agar terhindar dari mesin-mesin yang bergerak.
g.      Berlari di Laboratorium
Tidak dibenarkan berlari di laboratorium atau di koridor, berjalanlah di tengah koridor untuk menghindari tabrakan dengan orang lain dari pintu yang hendak masuk/keluar.
h.      Pintu-pintu
Pintu-pintu harus dilengkapi dengan jendela pengintip untuk mencegah terjadinya kecelakaan (misalnya: kebakaran).
i.        Alat-alat
Alat-alat seharusnya ditempatkan di tengah meja, agar alat-alat tersebut tidak jatuh ke lantai. Selain itu, peralatan sebaiknya juga ditempatkan dekat dengan sumber listrik, jika memang peralatan tersebut memerlukan listrik. Demikian juga untuk alat-alat yang menggunakan air ataupun gas sebagai sarana pendukung.
g.        Organisasi Laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab tertinggi organisasi di dalam laboratorium adalah Kepala Laboratorium. Kepala Laboratorium bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan dan juga bertanggung jawab terhadap seluruh peralatan yang ada. Para anggota laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium juga harus sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan padanya. Untuk mengantisipasi dan menangani kerusakan peralatan diperlukan teknisi yang memadai.
h.        Fasilitas Pendanaan
Ketersediaan dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa adanya dana yang cukup, kegiatan laboratorium akan berjalan tersendat-sendat, bahkan mungkin tidak dapat beroperasi dengan baik. Dana dapat diperoleh dari, antara lain:
a.     SPP
b.    Anggaran rutin/DIP
c.     Institusi lain, misalnya kerjasama dalam bidang penelitian atau pengembangan bidang lainnya.
d.      Dana dari badan-badan Internasional
e.       Dana Operasional melalui Hibah
f.       Dana-dana lainnya, yang bersumber dari luar Universitas/Institut.
Kegigihan pimpinan institusi memperjuangkan ketersediaan dana sangatlah penting, namun yang tidak kalah pentingnya ialah kemampuan untuk mengusahakan dana sendiri, misalnya: melalui kegiatan penelitian, kegiatan tugas akhir/thesis mahasiswa, kegiatan layanan masyarakat, dan sebagainya. Jika anggaran rutin tidak ada, maka kegiatan operasional laboratorium tidak akan tercapai dengan baik.
i.          Disiplin yang Tinggi
Pengelola laboratorium harus menerapkan disiplin yang tinggi pada seluruh pengguna laboratorium (mahasiswa, asisten, laboran/teknisi) agar terwujud efisiensi kerja yang tinggi. Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh pola kebiasaan dan perilaku dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu setiap pengguna laboratorium harus menyadari tugas, wewenang dan fungsinya. Sesama pengguna laboratorium harus ada kerjasama yang baik, sehingga setiap kesulitan dapat dipecahkan/diselesaikan bersama.
j.        Keterampilan
Pengelola laboratorium harus meningkatkan keterampilan semua tenaga laboran/teknisi. Peningkatan keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti pendidikan keterampilan khusus, pelatihan (workshop) maupun magang di tempat lain. Peningkatan keterampilan juga dapat dilakukan melalui bimbingan dari staf dosen, baik di dalam laboratorium maupun antar laboratorium.
k.      Peraturan Umum
Beberapa peraturan umum untuk menjamin kelancaran jalannya pekerjaan di laboratorium, dirangkum sebagai berikut:
a.      Dilarang makan/minum di dalam laboratorium
b.      Dilarang merokok, karena mengandung potensi bahaya seperti:
(1) Kontaminasi melalui tangan
(2) Ada api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar
(3) Uap/gas beracun, akan terhisap melalui pernafasan
c.       Dilarang meludah, akan menyebabkan terjadinya kontaminasi
d.      Jangan panik menghadapi bahaya kebakaran, gempa, dan sebagainya.
e.       Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa diketahui cara penggunaannya. Sebaiknya tanyakan pada orang yang kompeten.
f.       Diharuskan menulis label yang lengkap, terutama pada bahan-bahan kimia.
g.      Dilarang mengisap/menyedot dengan mulut segala bentuk pipet. Semua alat pipet harus menggunakan bola karet pengisap (pipet - pump).
h.      Diharuskan memakai baju laboratorium, dan juga sarung tangan dan gogles, terutama sewaktu menuang bahan-bahan kimia yang berbahaya.
i.        Beberapa peraturan lainnya yang spesifik, terutama dalam pemakaian sinar X, sinar Laser, alat-alat sinar UV, Atomic Absorption, Flamephoto-meter, Bacteriological Glove Box with UV light, dan sebagainya, harus benar-benar dipatuhi. Semua peraturan tersebut di atas ditujukan untuk keselamatan kerja di laboratorium.
l.        Penanganan masalah umum
a.      Mencampur zat-zat kimia
Jangan campur zat kimia tanpa mengetahui sifat reaksinya. Jika belum tahu segera tanyakan pada orang yang kompeten.
b.      Zat-zat baru atau kurang diketahui
Demi keamanan laboratorium, berkonsultasilah sebelum menggunakan zat-zat kimia baru atau yang kurang diketahui. Semua zat-zat kimia dapat menimbulkan resiko yang tidak dikehendaki.
c.       Membuang material-material yang berbahaya
Sebelum membuang material-material yang berbahaya harus diketahui resiko yang mungkin terjadi. Karena itu pastikan bahwa cara membuangnya tidak menimbulkan bahaya. Jika tidak tahu tanyakan pada orang yang kompeten. Demikian juga terhadap air buangan dari laboratorium. Sebaiknya harus ada bak penampung khusus, jangan dibuang begitu saja karena air buangan mengandung bahan berbahaya yang menimbulkan pencemaran. Air buangan harus di”treatment”, antara lain dengan cara netralisasi sebelum dibuang ke lingkungan.
d.      Tumpahan Tumpahan asam diencerkan dahulu dengan air dan dinetralkan dengan CaC03 atau soda abu, dan untuk basa dengan air dan dinetralisir dengan asam encer. Setelah itu dipel dan pastikan kain pel bebas dari asam atau alkali. Tumpahan minyak, harus ditaburi dengan pasir, kemudian disapu dan dimasukkan dalam tong yang terbuat dari logam dan ditutup rapat.
m.      Jenis Pekerjaan
Berbagai pekerjaan laboratorium seperti praktek, penelitian, dan layanan umum, harus didiskusikan sebelumnya dengan Kepala Laboratorium. Setelah itu dilanjutkan dengan cara pelaksanaannya. Pemahaman jenis pekerjaan di laboratorium diperlukan untuk:
a.       Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan-bahan kimia, air, listrik, gas dan alat-alat laboratorium.
b.      Meningkatkan efisiensi biaya (operasional cost).
c.       Meningkatkan efisiensi tenaga dan waktu, baik dari pengguna maupun pengelola laboratorium.
d.      Meningkatkan kualitas dan ketrampilan pengelola laboratorium dan laboran.
e.       Baik pengelola laboratorium dan laboran/teknisi harus dapat bekerja sama dengan baik sebagai satu Team-Work. ”Bekerja dengan satu team, jauh lebih baik dari pada bekerja secara sendiri/mandiri”.
f.       Meningkatkan pendapatan (income) dari laboratorium yang bersangkutan.













BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Agar semua kegiatan yang dilakukan di dalam laboratorium dapat berjalan dengan lancar, dibutuhkan sistem manajemen operasional laboratorium yang baik dan sesuai dengan situasi kondisi setempat. Untuk mencapai hal tersebut, beberapa hal yang telah dijelaskan di atas, perlu diperhatikan. Peran Kepala Laboratorium sangat penting dalam menerapkan proses manajemen pengelolaan laboratorium, termasuk dukungan keterampilan dari segala elemen yang ada di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar