BY: BIOLOGI 1 '12 UIN RADEN FATAH PALEMBANG
Kelompok 1 :
1. Abdul Roni
2. Aldi
Ramadona
3. Endita
4. Enda Kurniati
5. DebI Noviyanti
6. Gestri Rolahnoviza
1.
Dinding
sel
Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang
membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang
dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur),
dan alga,
meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Dinding sel menyebabkan sel
tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel hewan.
Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat
memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan
fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel
(Issoegianti, 1993).
Pada sel
tumbuh-tumbuhan termasuk jamur dan bakteri,
dinding sel ini tampak nyata dan
tersusun atas molekul molekul karbohidrat dalam bentuk selulose. Pada umumnya dinding
sel tumbuh-tumbuhan Nampak lebih tebal dan kuat karena mempunyai fungsi utama
sabagai pelindung sel dan rangka sel.
Walaupun dinding sel tumbuh-tumbuhan ini tebal
tetapi tetap mempunyai sifat permeabilitas yang tinggi sehingga bahan-bahan
yang diperlukan oleh sel maupun bahan-bahan yang dikeluarkan oleh sel dapat
dengan mudah melewati dinding sel.
Pada sel tumbuh-tumbuhan yang masih muda dinding sel
ini hanya selapis dan dinamakan lapisan primer. Apabila sel ini bertambah makin
dewasa maka akan terbentuk lapisan diluarnya yang disebut lapisan sekunder.
Antara kedua lapisan ini terdapat selapis tipis bahan yang mengandung pectin
yang berfungsi sebagai perekat antara kedua lapisan.
Pada sel hewan dinding sel yang ada sebenarnya
merupakan dinding sel semu dan lebih dikenal sebagai selubung sel karena sangat
tipis sehingga mula-mula diduga sel hewan tidak mempunyai dinding sel. Pada
hewan, selubung sel ini tersusun dari molekul-molekul karbohidrat yang
kompleks. Selubung sel pada sel-sel epitel terdiri atas molekul-molekul
glikoprotein dan polisakarida dalam bentuk asam hyaluronik, sedangkan pada
sel-sel selaput lendir khusus se;ubung sel ini umumnya terdiri dari
molekul-molekul mucin.
Selubung sel yang terdapat pada sel – sel jaringan
lainnya umumnya dinamaakan glikokaliks yang menyelubungi seluruh sel dan
dihasilkan oleh sel itu sendiri, yaitu oleh reticulum endoplasma dan apparatus golgi.
Dari hasil penelitian ternyata bahwa glikokaliks ini
mempunyai fungsi:
·
Ikut serta dalam
proses filtrasi bahan yang masuk dan keluar sel
·
Memelihara
membrane plasma dan lingkungan sekitar sel
·
Mengandung enzim
– enzim tertetu sesuai dengan fungsi sel
·
Ikut berperan
dalam menentukan sifat antigenitas sel (Juwono dan Juniarto, 2000).
Dinding sel bakteria mengandung peptidoglikan. Pada
bakteria gram positif kandungan peptidoglikan
40-90%, sedangkan pada bakteria gram negative mungkin hanya1%. Bahan
penyusun dinding kedua yang penting dan banyak terdapat pada bakteri gram
positif adalah polimer polio-fosfat
yang disebut asam teichoat. Beberapa senyawa ini ditemukan pada dinding
dan selaput sel. Di dinding seringkali jumlahnya sampai 20-50% berat kering
dinding sel. Polimer karbohidrat lain yang ditemukan dalam bakteri tertentu
(misalnya microccus lysodeikticus adalah asam teichuronat).
Bakteri garam negative mempunyai dinding sel
yang lebih rumit daripada dinding sel bakteri gram positif.
Komunikasi antar sel
Sel-sel didalam organisme multisel perlu melakukan
komunikasi satu dengan yang lain demi keseimbangan dan keserasian kerjanya.
Terdapat dua cara komunikasi pada sel-sel hewan : 1. Komunikasi
menggunakan zat kimia yang disekresikan sebagai isyarat. 2. Komunikasi
langsung, pada pertautan celah.
Komunikasi dengan isyarat zat kimia
Dalam teknik komunikasi ini, terdapat dua kelompok
sel yaitu : sel pemberi isyarat dan sel sasaran. Untuk saling berkomunikasi,
sel menggunakan beraneka ragam zat kimia dan berbagai teknik pemberian isyarat.
Komunikasi dengan isyarat zat kimia ekstrasel umumnya mencakup 6 langkah yaitu:
1. Sintesis di sel pemberi isyarat; 2. Sekresi hasil sintesis 3. Pengangkutan
ke sel sasaran 4. Penemuan adanya isyarat oleh sel sasaran, 5. Pengubahan
isyarat oleh reseptor pada sel sasaran, 6. Tanggapan sel sasaran. Tanggapan
yang diberikan oleh sel sasaran dapat cepat dan sebentar, hal ini disebabkan
karena isyarat, memicu perubahan kegiatan beberapa enzim yang telah ada di sel
sasaran. Isyarat yang dapat memicu perubahan sedemikian cepat, biasanya
senyawa-senyawa yang larut di dalam air dan masuk ke sel sasaran lewat reseptor
yang terdapat di selaput sel (Issoegianti, 1993).
Fungsi Dinding Sel
Keberadaan dinding sel, membedakan sel
tumbuhan dari sel hewan. Keberadaannya adalah dasar utama selain berbagai
karakteristik tumbuhan sebagai organisme. Dinding sel bersifat kaku dan oleh
karena itu berfungsi membatasi ukuran protoplas, mencegah protoplasma keluar
dari membran plasma ketika ukuran sel membesar saat penyerapan air. Dinding sel
sangat menentukan ukuran dan bentuk sel, tekstur jaringan, dan bentuk organ
tumbuhan. Jenis sel sering diidentifikasi berdasarkan struktur dinding selnya,
menunjukkan hubungan erat antara struktur dinding sel dan fungsinya.
Dinding sel merupakan kompartemen metabolik yang dinamis dan memiliki fungsi khusus yang penting. Dinding sel mengandung berbagai enzim dan memainkan peran penting dalam penyerapan, transportasi, dan sekresi zat dalam tumbuhan. Bukti eksperimental menunjukkan bahwa molekul yang dilepaskan oleh sel dinding terlibat dalam pengiriman sinyal sel ke sel, mempengaruhi diferensiasi selular.
Selain itu dinding sel memainkan peran dalam pertahanan terhadap bakteri dan jamur patogen dengan menerima dan pengolahan informasi dari permukaan patogen dan mengirimkan informasi ini untuk membran plasma sel inang. Melalui proses pada gen-gen yang diaktifkan, sel inang dapat menjadi resisten terhadap serangan melalui produksi antibiotik phytoalexins yang bersifat racun untuk patogen—atau melalui pengendapan zat-zat seperti lignin, suberin, atau kalosa, yang dapat bertindak sebagai penghalang pasif terhadap serangan patogen.
Secara ringkas, fungsi dinding sel adalah sebagai berikut:
Dinding sel merupakan kompartemen metabolik yang dinamis dan memiliki fungsi khusus yang penting. Dinding sel mengandung berbagai enzim dan memainkan peran penting dalam penyerapan, transportasi, dan sekresi zat dalam tumbuhan. Bukti eksperimental menunjukkan bahwa molekul yang dilepaskan oleh sel dinding terlibat dalam pengiriman sinyal sel ke sel, mempengaruhi diferensiasi selular.
Selain itu dinding sel memainkan peran dalam pertahanan terhadap bakteri dan jamur patogen dengan menerima dan pengolahan informasi dari permukaan patogen dan mengirimkan informasi ini untuk membran plasma sel inang. Melalui proses pada gen-gen yang diaktifkan, sel inang dapat menjadi resisten terhadap serangan melalui produksi antibiotik phytoalexins yang bersifat racun untuk patogen—atau melalui pengendapan zat-zat seperti lignin, suberin, atau kalosa, yang dapat bertindak sebagai penghalang pasif terhadap serangan patogen.
Secara ringkas, fungsi dinding sel adalah sebagai berikut:
·
Mempertahankan
dan menentukan bentuk sel (analog dengan sebuah kerangka eksternal untuk setiap sel).
·
Dukungan dan
kekuatan mekanik (memungkinkan tanaman untuk dapat tumbuh tinggi, membuat helaian daun yang tipis dapat
diposisikan secara baik untuk mendapatkan cahaya).
·
Mencegah membran
sel meledak saat berada di dalam medium hipotonik (yaitu, tahan tekanan air).
·
Mengendalikan
laju dan arah pertumbuhan sel dan mengatur volume sel.
·
Bertanggung
jawab dalam desain dan mengendalikan morfogenesis tanaman sejak dinding tanaman
berkembang hingga penambahan sel.
·
Memiliki peran
metabolisme (yaitu, beberapa protein di dinding sel adalah enzim-enzim untuk
transportasi, sekresi).
·
Penghalang fisik
untuk: (a) patogen, dan (b) air dalam sel bergabus. Namun, harus diingat pula
bahwa dinding sel sebenarnya sangat berpori dan memungkinkan molekul kecil,
termasuk protein hingga 60.000 MW dapat bebas. Pori-pori pada dinding sel
berukuran sekitar 4 nano meter.
Penyimpanan karbohidrat - komponen dinding ini dapat digunakan kembali dalam proses metabolisme lainnya (terutama dalam biji). Dengan demikian, di satu sisi dinding sel dapat berfungsi sebagai repositori penyimpanan untuk karbohidrat.
Penyimpanan karbohidrat - komponen dinding ini dapat digunakan kembali dalam proses metabolisme lainnya (terutama dalam biji). Dengan demikian, di satu sisi dinding sel dapat berfungsi sebagai repositori penyimpanan untuk karbohidrat.
·
Sinyal - fragmen
dinding, disebut oligosakarin, bertindak sebagai hormon. Oligosakarin, yang
didapat dari hasil perkembangan normal atau karena serangan patogen, melakukan
berbagai fungsi termasuk: (a) merangsang sintesis etilen, (b) mendorong
sintesis fitoaleksin (pertahanan kimia yang diproduksi sebagai respon terhadap
infeksi jamur / bakteri), (c) merangsang enzim kitinase dan (d) meningkatkan
kadar kalsium sitoplasma dan (d) menyebabkan "ledakan oksidatif".
Ledakan ini menghasilkan hidrogen peroksida, superoksida dan oksigen aktif lain
yang dapat menyerang patogen secara langsung atau menyebabkan peningkatan
lintas-hubungan di dinding sel, membuat dinding lebih keras untuk ditembus
(Subowo 1995).
1. MEMBRAN plasma
Membran plasma adalah batas
kehidupan, batas yang memisahkan sel hidup dari sekelilingnya yang mati.
Lapisan tipis yang luar biasa ini tebalnya kira-kira hanya 8nm (dibutuhkan
lebih dari 8000 membran plasma untuk menyamai tebal kertas halaman ini)
membrane plasma mengontrol lalulintas ke dalam dan keluar sel yang
dikelilinginya. Seperti semua membran biologis, membran plasma memiliki
permeabilitas selektif; yakni, membran ini memungkinkan beberapa substansi
dapat melintasinya dengan lebih mudah daripada substansi yang lainnya. Salah
satu episode paling awal dalam evolusi kehidupan mungkin berpa pembentukan
membran yang membatasi suatu larutan yang mempunyai komposisi yang berbeda dari
larutan sekelilingnya, tetapi masih bisa melakukan penyerapan nutrient dan
pembuangan produk limbahnya kemampuan sel untuk membedakan pertukaran
kimiawainya ini dengan lingkungannya merupakan hal yang mendasar bagi
kehidupan, dan membran plasma inilah yang membuat keselektifan ini bisa
terjadi.
Pada
sel hewan membrane plasma inilah yang dalam gambar-gambar dianggap sebagai
batas luar sel. Pada kenyataannya dengan menggunakan mikroskop cahaya kita
tidak akan mampu melihat membrane plasma karena ukuran membrane plasma ini
tebalnya hanya sekitar 75-95 angstrom unit. Jadi garis gelap yang Nampak
membatasi sel sebelah luar sebenarnya adalah bukan membrane plasma tetapi
bagian sitoplasma yang bewarna akibat perembesan zat warna yang digunakan untuk
pemeriksaan.
Berdasarkan
banyak teori tentang membran plasma oleh para ahli, teori-teori dalam membrane plasma dapat disimpulkan dalam 3
kelompok, yaitu sbb:
1. Teori lembaran (leaflet theory), yang pada dasarnya menyatakan bahwa
membrane plasma tersusun oleh lapisan-lapisan.
2. Teori bola-bola ( globular theory), menyatakan bahwa komponen
lipid-protein berbentuk sebagai bola-bola yang tersusun membentuk lembaran.
3.
Teori dinamis yang menyatakan bahwa struktur membrane plasma dapat berbentuk
lembaran berlapis dan dapat berubah menjadi susunan bola-bola mengikuti keadaan
dan kebutuhan (Subowo, 1995).
KOMPISISI KIMIA MEMBRAN plasma
Semua membran disusun dari lemak dan protein di
mana setiap komponen diikat oleh ikatan nonkovalen. Selain lemak dan protein, membran sel juga
mengandungkarbohidrat. Rasio
antara lemak dan protein bervariasi bergantung tipe membran seluler misalanya
antara membran pasma dan retikulum endoplasma atau pun tipe organismemisalnya antara prokariot dan eukariot. Sebagai membran mitokondria memiliki
rasio protein/lemak yang tinggi dibandingkan membran plasma pada sel darah merah.
Lipid
Lipid pada
membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa dengan fosfat). Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya
paling melimpah dalam sebagian besar membran. Kemampuan fosfolipid untuk
membentuk membran disebabkan oleh struktur molekulernya. Fosfolipid merupakan
suatu molekul amfipatik yang berarti bahwa molekul ini memiliki daerah
hidrofilik maupun daerah hidrofobik. Sebagian besar membranmengandung fosfat, Molekul fosfat ini bersifat hidrofilik (dapat mengikat air)sedangkan molekul lemak bersifat hidrofobik (tidak dapat mengikat air)
Komponen lemak lain adalah kolesterol di mana pada hewan tertentu
dapan mencapai 50% dari molekul lemak yang terdapat pada membran plasma. Kolesterol tidak
terdapat pada sebagai besar membran plasma tubuhan dan bakteri.
Lipid yang
terdapat pada selaput dapat diekstrak dengan kloroform, eter dan benzene.
Dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan kromatografi gas, dapat
diketahui komposisi lipid pada selaput sel. Lipid yang selalu
dijumpai adalah fosfolipid, sfingolipid, glikolipid dan sterol. Kolesterol
merupakan lipida terbanyak yang menyusun selaput sel.
Kar
Peran karbohidrat membran dalam pengenalan sel dengan
sel kemampuan sel untuk membedakan tipe-tipe sel yang bertetangga, bersifat
krusial bagi fungsi organisme. Misalnya, penting untuk memilah-milah sel
menjadi berbagai jaringan dan organ dalam embrio hewan. Pengenalan sel dengan sel juga menjadi dasar
penolakan sel asing (penolakan organ cangkokan atau transplantasi) oleh sistem
kekebalan. Karbohidrat pada membran biasanya merupakan rantai pendek
bercabang yang tersusun kurang dari 15 unit gula sebagjan diantaranya berikatan
kovalen dengan lipid, membentuk molekul yang disebut glikolipid (glycolipid ). Akan tetapi sebagian besar
karbohidrat berikatan kovalen dengan protein, membentuk glikoprotein.
Protein
Protein membran tersusun
atas glikoprotein atau protein yang bersenyawa dengan karbohidrat. Bergantung
pada tipe sel dan organel tertentu dalam sel, membran memiliki 12 sampai lebih
dari 50 macam protein berbeda. Protein ini tidak disusun secara acak tetapi
setiap lokasi dan orientasinya disusun pada posisi relatif tertentu pada lipid
bilayer. Protein pada membran tidak simetris yakni bagian luar membran dan
bagian dalam membran tersusun berbeda. Posisi seperti ini memungkinkan membran
sebelah luar beriteraksi dengan dengan ligan sektraseluer seperti hormon dan
faktor pertumbuhan sedangkan bagian dalam dapat berinteraksi dengan molekul
sitoplasma seperti protein G atau protein kinase. Terdapat dua lapisan utama
protein membrane.
Protein integral
Protein integral adalah protein yang berpenetrasi
kedalam lipid bilayer. Protein ini dapat menembus membran sehingga memiliki
domain pada sisi ekstra seluler dan sitoplasmik dari membran. Protein integral
umumnya merupakan protein transmembran, dengan daerah hidrofobik yang seluruhnya
membentang sepanjang interior hidrofobik membrane tersebut. Daerah hidrofobik
protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino nonpolar,
yang biasanya bergulung menjadi helix a. pada ujung hidrofilik molekul ini
dipaparkan kelarutan aqueous pada kedua sisi membrane.
Protein perifer
Protein periferal sama sekali tidak tertanam dalam
bilayer lipid. Seluruhnya berlokasi dibagian luar dari lipid bilayer, baik itu
di permukaan sebelah ekstraseluler maupun sitoplasmik dan berhubungan dengan
membran malalui ikatan non kovalen. Protein ini merupakan angota yang terikat
secara longgar pada permukaan membran, sering juga pada bagian protein integral
yang dibiarkan terpapar. Protein pada membran menentukan sebagian besar fungsi
spesifik membran.
Lipid anchor protein
Terdapat disebelah luar lipid bilayer tetapi
berikatan secara kovalen dengan molekul lemak yang terdapat pada lipid bilayer.
Protein membran plasma memiliki fungsi yang sangat
luas antara lain sebagai protein pembawa (carrier) senyawa melalui
membran sel, penerima isyarat (signal) hormaonal dan meneruskan isyarat
tersebut ke bagian sel sendiri atau sel lainnya. Protein selaput plasma juga
berfungsi sebagai pengikat komponen sitoskeleton dengan senyawa-senyawa
ekstraseluler. Protein-protein permukaan luar memberikan cirri individual sel
dan macam protein dapat berubah sesuia dengan diferensiasi sel. Protein-protein
pada membran sel banyak juga yang berfungsi sebagai enzim terutama yang
terdapat pada selaput mitokondria, retikulum endoplasma dan kloroplas. Sebagai
contoh, senyawa-senyawa fosfolipid membran plasma disintesis oleh enzim-enzim
yang terdapat pada membran retikulum endoplasma.
Protein membran sel memiliki kemampuan bergerak,
sehingga dapat berpidah tempat. Perpindahan berlangsung ke arah lateral dengan
jalan difusi. Namun tidak semu protein mampu berpindah tempat. Beberapa jenis
protein integral tertahan dalam selaput oleh anyaman molekul-molekul protein
yang berada tepat di bawah permukaan dalam selaput plasma. Anyaman ini
berhubungan dengan sitoskelet atau rangka sel.
Struktur fisiko-kima protein selaput sel kurang
diketahui, mengingat bahwa bentuknya sangat bervariasi. Berdasarkan kajian
mikroskopis dan teknik freeze fracture diketahui bahwa protein dalam selaput
sel berbentuk globular (Issoegianti, 1993).
sifat-sifat khas membran plasma:
sifat-sifat khas membran plasma:
a. Makromolekul
tidak dapat melewati membran plasma sehingga sitoplasma yang sebagian besar
berupa protein tetap terkurung oleh membran plasma.
b. Membran
plasma sebagai pelindung sel mampu menjaga keseimbangan elektrolit.
c. Membran
plasma mempunyai kemampuan mengadakan transportasi aktif.
d. Membrane
plasma mampu melaksanakan transportasi air.
e. Zat-zat
yang larut dalam lipid dapat pula melewati membran sel. Hal ini sesuai dengan
teori globular.
f. Membrane
sel mampu mengadakan invaginasi seperti dapat dilihat pada proses fagositosis
dan pinositosis. Hal ini pula yang mendukung dimasukkannya membrane plasma
dalam kelompok organel sel.
Pada dasarnya suatu bahan dapat masuk ke dalam sel
maupun keluar dari dalam sel dengan
menggunakan suatu proses tertentu. Proses-proses yang terjadi dalam hal ini ada
4 macam proses utama, yaitu:
·
Difusi
Merupakan suatu
proses lewatnya bahan-bahan tertentu lewat suatu membrane sebagai akibat konsentrasi
yang berbeda.
·
Osmosis
Ialah lewatnya zat pelarut melalui membrane sebagai
akibat perbedaan tekanan osmosis.
·
Transportasi
aktif
Transportasi aktif digunakan untuk memasukkan bahan
yang sukar melewati membrane plasma, transportasi aktif ini dibutuhkan energi.
Transportasi aktif meliputi:
1. Tahap
1
Pengikatan penetrat oleh karier
2. Tahap
2
Tahap translokasi dimana ikatan penetrat dan
karier berpindah tempat/memutar sehingga penetrat mudah dilepaskan ke dalam
sel.
3. Tahap
3
Pelepasan penetrat oleh karier.
·
Endositosis
Endositosis
merupakan proses pemasukan suatu bahan dari luar sel ke dalam sel dengan cara
melingkupi bahan tersebut dengan membran plasma. Cara transfortasi ini berbeda
dengan cara-cara lain diatas dan pada dasarnya ada dua macam, yaitu:
ü Fagositosi
untuk benda padat
ü Pinositosis
untuk benda cair.
Fungsi Membran plasma
Membran Plasma sangat penting untuk menjaga kehidupan
sel. fungsi membran Plasma adalah sebagai berikut:
1. Melindungi Isi sel
1. Melindungi Isi sel
2.
Membran plasma berfungsi
mempertahankan isi sel.
3.
Mengatur keluar masuknya
molekul-molekul
4.
Membran plasma bersifat
semipermeabel (selektif permeabel), artinya ada zat-zat tertentu
yang dapat melewati membran dan ada pula yang tidak. Molekul tersebut berguna
untuk mempertahankan kehidupan sel.
5.
Menerima rangsangan dari
luar sel (sebagai reseptor)
Rangsangan itu berupa zat-zat kimia, misalnya hormon, racun, rancangan listrik, dan rangsangan mekanik, misalnya tusukan dan tekanan, sebagai contoh adalah sel Amoeba. Sel Amoeba yang tidak memiliki indra ternyata mampu menerima rangsangan, baik rangsangan kimia, listrik, maupun mekanik. Bagian sel yang berfungsi sebagai reseptor adalah gilikoprotein.
Rangsangan itu berupa zat-zat kimia, misalnya hormon, racun, rancangan listrik, dan rangsangan mekanik, misalnya tusukan dan tekanan, sebagai contoh adalah sel Amoeba. Sel Amoeba yang tidak memiliki indra ternyata mampu menerima rangsangan, baik rangsangan kimia, listrik, maupun mekanik. Bagian sel yang berfungsi sebagai reseptor adalah gilikoprotein.
6. Membran plasma
berfungsi sebagai
barier semipermeabel yang memungkinkan molekul yang berukuran kecil dapat
keluar masuk ke dalam sel. Hasil pengamatan mikroskop elektron terhadap membran
sel menunjukkan bahwa membran sel merupakan lipid bilayer. (disebut sebagai fluid-mosaic model). Molekul penyusun utama adalah
fosfolipid, yang terdiri dari bagian kepala yang polar (hidrofilik) dan dua ekor nonpolar (hidrofobik). Fosfolipid ini tersusun atas bagian nonpolar membentuk
daerah hidrofobik yang diapit oleh daerah kepela yang pada bagian dalam dan
luar membrane (Juwono dan Juniarto, 2000).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar