MAKALAH HADIST
“WANITA YANG MASUK NERAKA KARENA SEEKOR
KUCING”
OLEH:
ASRI ARUM SARI (12222014)
DOSEN PEMBIMBING :
Hj. KRISTINA IMRON, Lc
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN FATAH PALEMBANG
2014
A.
PENDAHULUAN
Hati yang keras dan tabiat yang buruk bisa menjerumuskan pemiliknya ke
dalam Neraka. Hal itu karena ia kosong dari kasih sayang yang membuatnya tidak
peduli terhadap apa yang dia lakukan kepada orang lain, maka ia membunuh,
memukul dan merusak. Dengan itu, mereka mencelakakan diri mereka disebabkan
oleh apa yang mereka lakukan kepada orang lain. Di antara mereka ada seorang
wanita yang diceritakan oleh Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam. Dia
mengurung seekor kucing sampai ia mati kelaparan dan kehausan. Karena perbuatan
itu dia pun masuk Neraka. Hal tersebut berdasarkan hadits Abdullah bin Umar r.a yang meriwayatkan bahwa
Rasullah SAW bersabda : “Seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang
dipenjara (dikurung) nya hingga kucing tersebut mati dan wanita itu pun masuk
neraka, wanita tersebut tidak memberinya makan dan minum saat dia memenjarakan
(mengurung) nya dan tidak membiarkannya untuk memakan buruannya” (H.R. Bukhari
dan Muslim).
Berdasarkan hadits tersebut Islam ternyata
mengajarkan kepada para pemeluknya agar selalu berbuat baik kepada sesama
umat manusia bahkan kepada segala sesuatu, termasuk kepada binatang. Karena
dengan berbuat baik dan mengasihi sesama makhluk hidup, maka akan dapat menghantarkan
pelakunya ke surga Allah SWT. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan secara
lengkap mengenai sanad, kritik sanad, asbabul wurud dan penjelasan haditsnya.
B.
HADIST
Artinya:
Telah bercerita kepadaku ‘Abdullah bin Muhammad bin Asma’ telah bercerita kepada
kami Juwairiyah bin Asma’ dari Nafi’ dari ‘Abdullah bin ‘Umar radiallahu
‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada seorangwanita disiksa disebabkan seekor kucing yang dikurungnya hingga mati kelaparan
lalu wanita itupun masuk neraka karena dia tidak memberinya makan dan minum
ketika mengurungnya, dan tidak melepaskannya sehingga dia dapat menyantap
serangga tanah”. (HR. Bukhori)
C.
KRITIK SANAD
1.
‘Abdullah bin ‘Umar bin Al Khathab bin Nufail
Negeri Hidup : Madinah
Tahun Wafat : 73 H
Komentar Ulama Terhadap Perawi
a. Adz Dzahabi: shahabat
b. Ibnu Hajar al ‘Asqalani : shahabat
2.
Nafi’, maula Ibnu Umar
Kalangan : Tabi’in kalangan biasa
Kuniyah : Abu ‘Abdullah
Negeri Hidup : Madinah
Tahun Wafat : 117 H
Komentar Ulama Terhadap Perawi
a. Al ‘Ajli : Tsiqah
b. An Nasa’i : Tsiqah
3.
Juwairiyah bin Asma’ bin ‘Ubaid
Kalangan : Tabi’ut Tabi’in Kalangan tua
Kuniyah : Abu Mukhariq
Negeri Hidup : Basrah
Tahun Wafat : 173 H
Komentar Ulama Terhadap Perawi
a.
Adz Dzahabi : Tsiqah
b.
Abu Hatim : Shalih
4.
‘Abdullah bin Muhammad bin Asma’ bin Abdi
Mukhariq
Kalangan : Tabi’ul Atba’ Kalangan tua.
Kuniyah : Abu ‘Abdur Rahman
Negeri Hidup : Basrah
Tahun Wafat : 231 H
Komentar Ulama Terhadap Perawi
a. Adz Dzahabi : Tsiqah
b. Abu Hatim : Shalih
D.
POHON SANAD
E.
ASBABUL WURUD
Dalam riwayat Bukhari, “Seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang
dia kurung sampai mati. Dia masuk Neraka karenanya. Dia tidak memberinya makan
dan minum sewaktu. Mengurungnya. Dia tidak pula membiarkannya dia makan
serangga bumi.”Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam telah melihat wanita
yang mengikat kucing ini berada di Neraka manakala beliau melihat Surga dan
Neraka pada shalat gerhana.
Dalam Shahih Bukhari dari Asma binti Abu Bakar bahwa Rasululloh ShallAllohu
‘alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: “Lalu Neraka mendekat kepadaku
sehingga aku berkata, ‘Ya Rabbi, aku bersama mereka?’ Aku melihat seorang
wanita. Aku menyangka wanita itu diserang oleh seekor kucing. Aku bertanya,
‘Bagaimana ceritanya?’ Mereka berkata, ‘Dia menahannya sampai mati kelaparan.
Dia tidak memberinya makan dan tidak pula membiarkannya mencari makan.” Nafi’
berkata, “Menurutku dia berkata, ‘Mencari makan dari serangga bumi.”
Muslim meriwayatkan dari Jabir hadits Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa
Sallam yang melihat seorang wanita yang mengikat kucing berada di Neraka. Di
dalamnya terdapat keterangan bahwa wanita itu berasal dari Bani Israil. Dalam
riwayat lain disebutkan bahwa wanita itu berasal dari Himyar.
Hadits tentang kucing dalam Shahih Bukhari dalam Kitab Bad’il Khalqi,
bab”Jika lalat jatuh ke dalam bejana salah seorang dari kalian” (VI/356), no.
3318. Dan dalam Kitab Ahaditsil Anbiya’, no. 3482. Dan dalam Kitabul Musaqah,
bab keutamaan memberi minum, 5/41, no. 2365. Hadits ini diriwayatkan oleh
Muslim dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah dan Abdullah bin Umar dalam Kitabus
Salam, bab ”Diharamkannya membunuh kucing” (4/1760, no. 2242-2243). Hadits
tentang Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam melihat seorang wanita yang
mengikat kucing diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya dalam Kitabul Adzan
dan Asma’ binti Abu Bakar (2/231, no. 745) dan Kitabul Musaqah Abdullah,
keutamaan memberi minum air (5/41) no. 2364. Adapun riwayat Muslim tentang
Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam melihat wanita yang menyiksa kucing terdapat
dalam Kitabul Kusuf, bab apa yang diperlihatkan kepada Rasululloh dalam shalat
Kusuf, 2/622, no. 904.
F.
KOSA KATA
mengurungnya = 
wanita =
disiksa =
mati =
menyantap/ makan =
melepaskannya =
tanah =
G.
PENJELASAN
HADIST
Ini adalah kisah wanita Himyariyah Israiliyah
yang mengurung seekor kucing, tetapi dia tidak memberinya makan dan minum
hingga kucing itu mati karena kelaparan dan kehausan. Ini menunjukkan kerasnya
tabiat wanita itu, betapa buruk akhlaknya, serta tiadanya belas kasih di
hatinya. Dia sengaja menyakiti. Jika di hatinya terdapat belas kasih, niscaya
dia melepaskan kucing itu. Dan sepertinya dia mengurungnya sepanjang siang dan
malam. Ia merasakan haus dan lapar dengan suara yang memelas meminta bantuan
dan pertolongan. Suara dengan ciri tersendiri yang dikenal oleh orang-orang
yang mengenal suara. Akan tetapi, hati wanita ini telah membatu dan tidak
terketuk oleh suara pilu kucing itu. Dia tidak menghiraukan harapan dan
impiannya. Suara itu melemah, lalu seterusnya menghilang. Kucing itu mati. Ia
mengadu kepada Tuhannya tentang kezhaliman manusia yang hatinya keras dan
membatu.
Jika wanita ini ingin agar kucing ini tetap di
rumahnya, dia mungkin saja memberinya makan dan minum yang bisa menjaga
hidupnya. Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam telah menyampaikan kepada
kita bahwa kita meraih pahala dengan berbuat baik kepada binatang. Jika dia
enggan memberinya makan yang menjaganya dari hidup, maka dia harus melepasnya
dan membiarkannya bebas di bumi Alloh yang luas. Ia pasti mendapatkan makanan
yang bisa menjaga hidupnya. Lebih-lebih, Alloh telah menyediakan rizki bagi
kucing tersebut dari sisa-sisa makanan orang, begitu pula serangga-serangga
yang ditangkapnya.
Perbuatan ini telah mencelakakan wanita
tersebut, sehingga dia masuk Neraka. Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam
melihat kucing itu memburu wanita yang menahannya di Neraka. Bekas-bekas
cakaran tergores di wajah dan tubuhnya. Beliau melihat itu manakala Surga dan
Neraka diperlihatkan kepadanya pada saat shalat gerhana.
H.
PENUTUP
Dari hadits tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah
SAW menceritakan kisah seorang wanita yang menyiksa seekor kucing dengan
beberapa kejahatan yang dilakukannya. Wanita tidak saja mengurungnya, namun dia
juga tidak memberi makan dan minum kucing kepada kucing tersebut, bahkan dia
juga tidak melepaskannya hingga kucing tersebut bisa mencari makanannya
sendiri. Sehingga, karena perbuatannya yang buruk ini menyebabkan wanita
tersebut kelak akan masuk kedalam neraka. Hadits ini memberikan peringatan
keras kepada siapa pun agar memperlakukan makhluk hidup termasuk seekor kucing
dengan perlakuan yang baik, atau manusia harus berperi’kehewanan’ kepada
binatang yang juga sama-sama makhluk hidup ciptaan Allah SWT. Hewan itu
memiliki kehormatan yang wajib diperhatikan sehingga tidak boleh menzaliminya
atau pun membunuhnya kecuali jika hewan tersebut adalah hewan pengganggu
semisal binatang buas, ular dan hewan pengganggu lainnya. jadi jika ada hewan
yang melintas di jalan saat anda berkendaraan maka anda wajib melindungi
kehidupan hewan tersebut dengan cara memberikan kesempatan kepadanya untuk
melintas dengan aman.
I.
DAFTAR PUSTAKA
Az Zubaidi,
Zainudin Ahmad. 1986. Terjemahan Hadits Sahih Bukhari dari Kitab at-Tajrid
ash-Sharih.Semarang : Toha Putera
Tina. 2012. Khurafat
Kucing dan Malapetaka.
Website: http:// ibutina. com/
islamia/aqidah/khurafat-kucing-dan-malapetaka/. Diakses pada hari Minggu pukul 13.15 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar