BY : BIOLOGI 1 '12 IAIN RF PALEMBANG
MITOKONDRIA
Pada
bab ini kita akan mempelajari organela lain yang terdapat dalam sitoplasma,
yang bertindak sebagai dapur sel yaitu mitokondria. Nama mitokondria diberikan
oleh seorang pakar dari Belanda (1897-1898),dibangun oleh dua suku kata dari bahasa
Yunani,mito = benang,dan chodrion = granula. Jadi mitokondria adalah organela
yang bentuknya memanjang atau granula. Mitokondria dibatasi oleh membran
rangkap,membran dalam mengadakan perluasan kedalam matriks dengan membentuk
penonjolan-penonolan yang disebut krista. Didalam mitokondria juga terdapat
adanya ADN khusus dan ribosom. (Sumadi dan Aditya Marianti,2007)
A.
MORFOLOGI
DAN PENYEBARAN DI DALAM SEL
Altmann
pada tahun 1894 dan pada waktu itu dinamakan bioblast dan kemudian blensley dan
hoerr pada tahun 1934 dapat melakukan isolasi terhadap mitokondria sehingga
sejak saat itu penelitian-penelitian tentang mitokondria menjadi lebih
meningkat. Pada tahun 1948 hogeboom dan kawan-kawan berhasil menunjukkan
terjadinya proses respirasi alam mitokondria. Dengan ditemukannya mikroskop
elektron penelitian tentang struktur mitokondria dapat lebih dilakukan dan
akhirnya juga dapat ditemukan adanya molekul-molekul DNA dalam mitokondria yang
mempunyai peran penting dalam sintesin protein mitokondria itu sendiri. (Juwono
dan Juniarto,2003)
Letak
mitokondria dalam sel umumnya tersebar dalam plasma sel, tetapi ada pula yang
letaknya menurut pola tertentu. Pada otot lurik letak mitokondria tersusun
teratur diantara serabut-serabut kontraktil otot, sedangkan spermatozoa
letaknya tersusun pada bagian ekornya. Letak mitokondria yang demikian karena
diperlukan sebagai penghasil energi dalam menunjang fungsinya yaitu untuk
kontraksi. Mitokondria mempunyai sifat plastis, karena itu bentuknya dapat
berubah-ubah. Sifat plastis terutama terdapat pada mitokondria yang letaknya
tersebar bebas dalam sitosol, sedangkan mitokondria yang letaknya tidak bebas
seperti pada otot lurik plastisitasnya menjadi berkurang. Plastisitas dan
gerakan mitokondria didalam sel memudahkan distribusi ATP keseluruh bagian sel
yang membutuhkan. Pada sel-sel hati yang fungsinya sebagai tempat berbagai
sintesis, maka miokondria letaknya tersebar didalam sitosol, sedangkan pada
otot lurik yang fungsinya sebagai alat kontraksi maka mitokondria letaknya tersusun
teratur diantara serabut-serabut kontraktil. (Sumadi dan Aditya Marianti,2007)
Jumlah
mitokondria dalam sel sangat bervariasi dan tergantung dari jenis sel dan
kondisinya. Pada sel hewan jumlah mitokondria umumnya lebih banyak dari pada
sel tumbuh-tumbuhan. Didalam sel hati umumnya didapatkan mitokondria dalam
jumlah banyak yaitu menempati 30-35% dari jumlah protein total dalam sel
tersebut, dalam sel jaringan limpoid dijumpai sekitar 20%. Di dalam sel hati
yang normal dijumpai sekitar 1.000-1.600 mitokondria dan jumlah ini akan
menurun pada jaringan hati yang sedang mengalami proses regenerasi atau pada
jaringan hati yang terkena kanker.
(Sumadi dan Aditya Marianti,2007)
Jumlah
motokondria dalam sel otot akan meningkat eengan pemberian hormon tiroid demikian
pula pada penderita hipertiroidi. Jumlah mitokondria yang terbesar dijumpai
pada sel-sel oosit yaitu sekitar 300.000 butir. (Juwono dan Juniarto,2003)
Mitokondria
merupakan organel yang sangat penting dalam proses pembentukan energi sehingga
mitokondria mempunyai banyak sekali jenis enzim, misalnya:
1.
Monoamine
oksidase- enzim-enzim rantai respirasi
2.
Kyneurine
hidroksilase enzim-enzim transferase
3.
Koenzim
A ligase malat dehidrogenase
4.
Adenilat
kinase isositrat dehisrogenase
5.
Nukleosid
difosfokinase fumarase dan acotinase
6.
ATP
sintetase sitrat sintetase
7. Suksinat dehidrogenase enzim-enzim
oksidasi lain
Pada
dasarnya sebagai sumber energi sel membutuhkankarbohidrat, protein dan lipid.
Karbohidrat dalam sitoplasma akan dihidrolisis menjadi monosakarida, yaitu dalam
bentuk glukosa dan melalui proses glikolisis glukosa ini akaan diubah menjadi
asam piruvat. (Juwono dan Juniarto,2003)
B.
ULTRA
STRUKTUR MITOKONDRIA
Mitokondria
terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mikroskop cahaya dengan jelas, karena
itu mikrofag mitokondria yang lebih informatif dapat diperoleh dengan mikroskop
elektron. Mitokondria dibatasi oleh membran rangkap, membran luar dan membran
dalam. Dibagian dalam dari membran dalam berisi matriks berupa cairan seperti
gel, sedangkan dibagian luarnya berisi cairan yang lebih encer. Cairan yang
terakhir lebih encer itu mengisi ruangan antara membran. Matriks, ruang antar
selaput membran luar dan membran dalam mengandung bermacam-macam enzim.
Matriks, mengandung sejumlah enzim yang diperukan dalam siklus krebs, garam dan
air. Didalam matriks terdapat juga DNA sirkuler dan ribosom. Sejumlah
inklusi(inclusion) juga ditemukan didalam matriks mitokondria dari berbagai
sel. Ruang antar selaput mengandung beberapa enzim, tetapi biasanya tidak
mengandung inklusi berbentuk zaroh. (Sumadi dan Aditya Marianti,2007)
Mitokondria
memiliki struktur memanjang dan sering kali cukup besar terlihat sebagai
sejumlah besar organel eosinifil dengan mikroskop cahaya. Setiap mitokondria
memiliki 2 membran yang terpisah dan sangat berbeda yang bersama-sama membentuk
dua kompartemen: matriks yang berada paling dalam dan ruang intermembran yang
sempit. Kedua membran mitokondria tersebut memiliki sejumlah besar molekul
protein dibandingkan dengan membran lain disel dan memiliki lebih sedikit sifat cair. Membran
mitokondria dalam membentuk lipatan menjadi serangkaian lipatan ke dalam yang
disebut krista, yang menonjol kedalam matriks dan menambah luas permukaan
membran. Jumlah krista di mitokondria juga selaras dengan kebutuhan energi sel.
Lapisan lipid ganda membran dalam ini mengandung fosfolipid yang tidak biasa
dan sangat permeable terhadap ion. Protein integral mencakup berbagai protein
pengangkut yang membuat membran dalam menjadi permeable secara selektif
terhadap molekul kecil yang diperlukan oleh enzim mitokondria di matriks.
(Anthony, 2011)
Membran
pembungkus mitokondria sebelah luar dapat ditembus air dan ion, sedangkan
membran sebelah dalam tidak, sehingga transportasi melintasi membran ini
memerlukan mekanisme angkutan yang aktif. (Anthony,
2011)
Mitokondria
melihatkan perubahan dalam konformasi, dan penampilan yang diurakan diatas
adalah bentuk ortodoks. Ini aalah khas untuk mitokondria ketika tak aktif dalam
fosforilasi oksidasi pada tahap ADP rendah, dan ketika bagin luar merupakan
fraksi kecil dari volume. Dalam bentuk kondensasi, air bergerak dari bagian
dalam ke bagian luar, mengakibatkan bertambahnya volum bagian luar dan
berkurangnya volume matriks. Didalam sel letak mitokondria tidak tetap,
tergantung fungsi yang diperlukan. Misalnya dalam sel otot mereka terletak
dekat pada unsur kontraktil, dalam sel yang menskekresi protein mereka
ditemukan didekat ribosom dan pada sel tubulus ginjal mereka terletak dibagian
basal sitoplasma.(Lesson dan Paparo, 1996)
C.
JENIS DAN LOKASI ENZIM
Berbagai jenis enzim terdapat didalam
mitokondria, dengan lokasi tertentu. Membran luar berisi enzim-enzim monoamin
oksidase, asam lemak tiokinase, kinurenin hidroksilase, rotenone insensitif
sitokrom c reduktase. Ruang antar membran berisi enzim-enzim adenilat kinase,
nukleosid difosfokinase. Membran dalam berisi enzim-enzim rantai respirasi,
enzim-enzim untuk sintesis ATP, asam α- ketodehidrogenase, suksinat
dehidrogenase, D- β- hidroksibutirat dehidrogenase, asam lemak karnitin
transferase. Matrik mengandung enzim-enzim komplek piruvat dehidrogenase,
sitrat sintase, isositrat dehidrogenase, fumarase, malat dehidrogenase,
akonitase, glutamat ehidrogenase, dan enzim-enzim untuk oksidasi asam lemak.(Sumadi
danAdityaMarianti,2007)
Dari
beberapa enzim yang terdapat pada membran luar, monoamin oksidase merupakaan
enzim tanda bagi membran luar. Monoamin oksidase mengandung flavin, asam
sialat, dan heksoamin. Enzim ini mempunyai berat molekul sampai 115.000 dalton.
(Sumadi danAdityaMarianti,2007)
Membran
dalam meskipun lebih komplek dari membran luar, tetapi mempunyai ciri yang
lebih baik. Yang merupakan enzim tanda bagi membran dalam adalah suksinat
dehidrogenase. Beberapa enzim lain seperti enzim-enzim yang terlibat dalam
rantai transpor elektron dan fosforilase oksidatif merupakan protein
membran.Matriks mitokondria berisi enzim-enzim untuk reaksi daur krebs dan
berkenaan dengan sintesis protein maupun asam inti. Semua enzim yang terlibat
dalam daur krebs merupakan enzim yang bebas di dalam matriks, kecuali suksinat
dehidrogenase yang merupakan komponen protein membran dalam.(Sumadi danAdityaMarianti,2007)
D.
JALUR-JALUR OKSIDASI KARBOHIDRAT
Karbohidrat
memasuki sel dalam bentuk monosakarida yaitu glukosa. Glukosa pertama-tama
dipecah menjadi persenyewaan 3 karbon yaitu asam piruvat, dengan serangkaian
reaksi kimia yang melibatkan berbagai enzim. Asam piruvat masuk kedalam
mitokondria untuk dioksidasi dengan membebaskan CO2 dan air. (Sumadi
dan Aditya Marianti,2007)
Adapun tahap-tahap
metabolisme karbohidrat adalah sebagai berikut:
1. Glikolisis atau jalur
Embde-Meyerhoff-Parnass(EMP)
Pada
glikolisis glukosa (C6) akan dihidrolisis menjadi asam piruvat,yaitu suatu
persenyaeaan dengan 3 atom karbon. Dalam hidrolisis ini terjadi dalam beberapa
tahap dan tiap-tiap tahap memerlukan enzim khusus. Glikolisis terjadi di
sitosol dalam suasana yang anerobik. Langkah-langkah glikolisis adalah sebagai
berikut:
Gambar 1. Langkah-langkah glikolisis
Selama glikolisis senyawa dipecah
menjadi dua molekul asam piruvat dan menghasilkan dua molekul ATP dan 1 molekul
NADH + H+. Karena dari satu molekul glukosa tadi dihasilkan dua
molekul asam piruvat, maka untuk selanjutnya yang dioksidasi selalu dua
molekul. Karena yang dioksidasi selalu dua molekul maka energi yang diperoleh
juga harus selalu dikalikan dua. Demikian pula dua molekul ATP dan satu molekul
NADH + H+ yang diperoleh itu harus dikalikan dua juga, sehingga
hasil itu menjadi 4 ATP dan 2 NADH + H+. (Sumadi dan Aditya
Marianti,2007)
Asam piruvat
pada sel-sel anaerob atau pada sel-sel otot akan diubah menjadi etil alkohol
atau asam laktat, sedangkan pada sel-sel yang aerob akan masuk kedalam
mitokondria untuk dioksidasi lebih lanjut. Perubahan asam piruvat menjadi etil
alkohol dan asam laktat.(Sumadi
dan Aditya Marianti,2007)
2. Dekarboksilasi Oksidatif
Dalam
mitokondria asam piruvat akan diubah menjadi asetil KoA. Reaksi ini dikatakan
dekarboksilasi oksidatif karena terjadi oksidatif dan kehilangan gugusan
karboksil menjadi CO2. Dekarboksilasi memerlukan tiga kompleks enzim
yaitu asam piruvat dekarboksilase,dihidroksilipoil transasetilase,dan
dehidroksilipoil dehidrogenase.sedangkan kovaktor enzim yang terlibat adalah
KoA,NAD,asam lipoat,Mg2+, dan timin pirifosfat. Disini dihasilkan 2
X 1 CO2.(Sumadi dan Aditya Marianti,2007)
Bagan reaksinya
adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Bagan skematik dekarboksilasi oksidasi
3. Siklus Krebs atau siklus asam sitrat
atau siklus asam trikarboksilat
Asetil KoA yang dihasilkan dalam
tahap dekarboksilasi oksidatif akan dioksidasi lebih lanjut didalam mitokondria
tepatnya dimatrik mitokondria. Reaksi –reaksi ini memerlukan sejumlah enzim dan
koenzim. Daur kreb dimulai dengan dilepaskannya gugusan asetil dari asetil KoA
dan bereaksi dengan oksaolasetat membentuk asam sitrat dan seterusnya hingga
siklus berulang. Hasilnya adalah 2 X 1ATP, 2 X 3 NADH + H+, dan 2 X
1 FADH2.(Sumadi dan Aditya Marianti,2007)
Tahapan daur
krebs adalah sebagai berikut :
Gambar. 3 daur kreb dan tahapan-tahapannya
(silisbury and Ross)
4. Rantai Respirasi
Rantai respirasi disebut pula
rantai pernapasan atau rantai transpor elektron. Seperti telah disebutkan
didepan bahwa hasil oksidasi molekul asetil KoA adalah satu molekul FAH2,
3 molekul NADH + H+ dan satu molekul ATP yang masing-masing dikalikan dua. Hal
ini karena dari satu molekul glukosa yang dioksidasi akan dipecah menjadi dua
molekul asam piruvat akan menghasilkan satu molekul asetil KoA sehingga yang
masuk ke siklus krebspun dua molekul asetil KoA..(Sumadi dan Aditya
Marianti,2007)
Baik NADH + H+yng
berasal dari glikolisi,dekarboksilasi oksidatif, maupun dari siklus krebs dan
FADH2 selanjutnya akan memasuki rantai respirasi dan terjadi pada
membran dalam mitokondria. Selama proses oksidasi ini sejumlah besar energi
dibebaskan dan sebagian lagi digunakan untuk sintesis ATP dalam partikel F1.
Sintesis ATP pada partikel F1 selama proses oksidasi ini disebut
fosforilasi oksidatif. Enzim-enzim dan koenzim yang terlibat adalah NADH
dehidrogenase yang berupa FMN flavoprotein,suksinat dehidrogenase,sitokrom b,
ubiquinon atau koenzim Q,sitokrom c, sitokrom a, dan tiga buah lokasi tempat
terjadinya ATP pada partikel F1.(Sumadi
dan Aditya Marianti,2007)
Ringkasan rantai
transfer electron tampak sebagai berikut:
Gambar. 4 ringkasan rantai transfer elektron
a.
Hasil bersih ATP
Stryer(1981 : 307) mengemukakan
bahwa hasil oksidasi satu molekul NADH menghasilkan 3 molekul ATP, sedangkan
hasil oksidasi satu molekul FADH2 adalah dua molekul ATP. Berikut
ini ATP yang dihasilkan dari sebuah molekul glukosa yang dioksidasi di dalam
sel. Dari flikolisis sampai rantai respirasi.
(Sumadi
dan Aditya Marianti,2007)
1) Glikolisis, dihasilkan
1
NADH + H+ =
1 X 2 X 3 ATP = 6 ATP
2 ATP = 2 X 2 X 1 ATP = 4 ATP
Jumlah = 10 ATP
Dipakai = 2 ATP
Hasil bersih ATP glikolisis = 8 ATP
2) Dekarboksilasi oksidatif, dihasilkan
1
NADH+H+ = 1 X 2 X 3 ATP = 6
ATP
3) Siklus krebs, dihasilkan
3
NADH+H+ = 3 X 2 X 3 ATP = 18 ATP
1
FADH2 = 1 X 2 X1
ATP = 4 ATP
1
ATP = 1 X2 X1 ATP = 2 ATP
Jumlah = 30 ATP
Jadi hasil bersih ATP
dalam respirasi dari 1 molekul glukosa adalah 38 ATP.(Sumadi dan Aditya
Marianti,2007)
b. Pengankutan NADH + H+ sitosol
Yang dimaksud NADH + H+sitosoladalah
NADH + H+yang dihasilkan dalam glikolisis. Molekul ini mewnjadi masalah
kalau harus diangkut kedalam matrik mitokondria untuk dioksidasi,sebab membran
dalam mitokondria impermeabel terhadap molekul ini.Oleh sebab itu kalau memeng
harus dioksidasi untuk menghasilkan ATP,maka harus diangkut dengan mekanisme
khusus dengan menggunakan shuttle (pengemban). Dinyatakan oleh styer
(1981:323) bahwa NADH + H+ akan diangkut ke mitokondria hanya
apabila ratio NADH/NAD+ lebih tinggi di sitosol dari pada di matriks
mitokondria.
(Sumadi
dan Aditya Marianti,2007)
Ada dua
pengemban yang berperan dalam pengangkutan NADH + H+ sitosol ini
yaitu Gliserol fosfat dan pengemban malat-aspartat.
Menurut
stryer(1981-322) sel-sel hati dan jantung menggunakan pengemban malat aspartat
dalam pengangkutan NADH + H+ini, sedangkan se-sel lainnya
menggunakan pengemban gliserol fosfat. Duapengembantersebutberbedadalamhalreseptor
(penerima) H+ yang
terdapadimembrandalammitokondria.Padapengembangliserolfosfat, penerimaH+di
membrane dalammitokondriaadalahFAD,sehinggadarisitosolberupa NADH + H+sesampainyadimatriksmitokondriaberupa
FADH2. Hal inilah yang menyebabkanperbedaanhasilbersih ATP
dalamrespirasi, karenaantara NADH + H+dan FADH2akanmenghasilakan
ATP yang berbedabilakeduanyadioksidasi. Sedangkanuntukpengemban yang keduayatupengembanmalataspartat,tidakmenimbulkanperbedaanhasilbersih
ATP dalamrespirasikarenaantarmolekul yang diangkutdarisitosoldanmolekul yang
sampai di matrikmitokondriatidakmengalamiperubahanyaknitetap NADH + H+.
(Sumadi dan Aditya Marianti,2007)
E. ATP SINTETASE
ATP sintetasemerupakankomplekenzimdalam
membrane dalammitokondria yang terdiridari 10 polipetida.Setengahnyamerupakan
protein intrinsikdansetengahnyamerupakan protein ekstrinsik yang
menonjolkedalammetriks. Protein ekstrinsik yang menonjolkedalammatrikinimerupakansuatuagregatdarikomplekenzim
yang disebut F1 ATP –ase, yaknisuatutempatterjaidinyaaktivitas
ATP-ase. Sedangkan protein intrinsiknyamerupakanagregat yang tidaklarutdalam
air dandisebutFo yang berisireseptordenganduasisi/ tempatpengikat (site
binding), satuuntukoligomisindansatunyalagiuntukdisikloheksilkarbodiimid
(DSKD),suatu inhibitor spesifikuntukproduksi ATP. Yang satudengan BM 19.000
dalton.sangat responsible terhadapoligomisin,tempatinidisebutOSCP (oligomycin-sensitiviy-conferring-protein),sedangkan
yang lain dengan BM 10.000, sangathidrofobik, suatutempatpengikat DSKD.(Sumadi
dan Aditya Marianti,2007)
Denganmikroskop electron komplek ATP
sintetasesekarangsudahdiketahuibahwastrukturnyaberhubungandenganpartikel-partikelbertangkaiataupartikelberkepala
(knob). Partikel-partikelberkepalatersebutternyataadalahpartikel F1.(Sumadi
dan Aditya Marianti,2007)
Membrane dalam yang rusak (sobekataupecah)
akanmemperlihatkanadanyagelembung-gelembungkasardenganstrukturberkepaladibagianluarnya.
Karenaitudahuludisangkabahwapartikel-partikeltersebutmenonjolkeruangantarmembran.Sekarangtelahdiketahuidenganpastibahwagelembung-gelembungkasarituterjadikarenaadanyafragmen
Krista mitokondria yang menyambungkembali (memperbaikidiri) setelah Krista
ituterputus.(Sumadi dan Aditya Marianti,2007)
Partikel F1berukuran 85 nm,
dapatdil.epasdarigelembungdenganperlakuanenzimtripsinatau urea,
danternyatagelembung-gelembung yang sudahhalusakankehilanganaktivita
ATP-asenya. Denganperlakuantertentudimanapartikel F1dapatdipasangkembalipadagelembung
yang sudahhalustadi, ternyataaktivitas ATP-asenyatimbulkembali.Jadipartikel F1
yang berupastrukturberkepalatadimerupakanlokasidariaktivitas
ATP-asedantempatsintesis ATP dalammitokondria.(Sumadi
dan Aditya Marianti,2007)
F.
AYAT YANG BERKENAAN
Berdasarkan
beberapa fungsi dari protein yang sangat penting untuk kelangsungan hidup dan
kehidupan tubuh manusia, seperti mensintesis kromosom sebagai faktor pembawa
sifat dari induk kepada keturunannya, dan sumber protein yang bernilai tinggi
berasal dari protein hewani, maka Allah SWT memberikan petunjuk dan
batasan-batasan kepada manusia dalam menari sumber protein hewani sebagaimana
firmanNya dalam Al Qur’an surat Al Maidah ayat 3 :
ôMtBÌhãmãNä3ø‹n=tæèptGøŠyJø9$#ãP¤$!$#urãNøtm:ur̓̓Yσø:$#!$tBur¨@Ïdé&ÎŽötóÏ9«!$#¾ÏmÎ/èps)ÏZy‚÷ZßJø9$#uräosŒqè%öqyJø9$#urèptƒÏjŠuŽtIßJø9$#urèpys‹ÏܨZ9$#ur!$tBurŸ@x.r&ßìç7¡¡9$#žwÎ)$tB÷LäêøŠ©.sŒ$tBuryxÎ/茒n?tãÉ=ÝÁ‘Z9$#br&ur(#qßJÅ¡ø)tFó¡s?ÉO»s9ø—F{$$Î/4öNä3Ï9ºsŒî,ó¡Ïù3tPöqu‹ø9$#}§Í³tƒtûïÏ%©!$#(#rãxÿx.`ÏBöNä3ÏZƒÏŠŸxsùöNèdöqt±øƒrBÈböqt±÷z$#ur4tPöqu‹ø9$#àMù=yJø.r&öNä3s9öNä3oYƒÏŠàMôJoÿøCr&uröNä3ø‹n=tæÓÉLyJ÷èÏRàMŠÅÊu‘urãNä3s9zN»n=ó™M}$#$YYƒÏŠ4Ç`yJsù§äÜôÊ$#’Îû>p|ÁuKøƒxCuŽöxî7#ÏR$yftGãB5OøO\b} ¨bÎ*sù©!$#Ö‘qàÿxîÒO‹Ïm§‘ÇÌÈ
“
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[394], daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang
jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya[395], dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan
(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah[396], (mengundi nasib dengan
anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini[397] orang-orang kafir Telah
putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam
itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] Karena kelaparan tanpa
sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Surat Al An’am ayat 145,
@è%Hw߉É`r&’Îû!$tBzÓÇrré&¥’n<Î)$·B§ptèC4’n?tã5OÏã$sÛÿ¼çmßJyèôÜtƒHwÎ)br&šcqä3tƒºptGøŠtB÷rr&$YByŠ%·nqàÿó¡¨B÷rr&zNóss99ƒÍ”\Åz¼çm¯RÎ*sùê[ô_Í‘÷rr&$¸)ó¡Ïù¨@Ïdé&ÎŽötóÏ9«!$#¾ÏmÎ/4Ç`yJsù§äÜôÊ$#uŽöxî8ø$t/Ÿwur7Š$tã¨bÎ*sùš/u‘Ö‘qàÿxîÒO‹Ïm§‘ÇÊÍÎÈ
“ Katakanlah: "Tiadalah Aku
peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi
orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah
yang mengalir atau daging babi - Karena Sesungguhnya semua itu kotor - atau
binatang yang disembelih atas nama selain Allah. barangsiapa yang dalam keadaan
terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha penyayang".
Dari dua
ayat di atas maka dapat dikaji lebih dalam bahwa sumber makanan yang berasal
dari jenis hewan darat yang halal, dapat dijadikan sumber protein yang halal
apabila disembelih atas nama Allah SWT sebagai rasa ungkapan syukur atas rizki
yang dianugerahkanNya dan mesti akan mendapatkan hikmah yang menyehatkan bagi
tubuh dan kelangsungan hidup baik untuk diri maupun untuk keturunannya. Untuk
lebih luas menemukan hikmah dari ayat di atas, dapat didiskusikan lebih jauh
bagaimana perbandingan manusia yang hidup sebelumnya (primitive), manusia
sekarang (beradab), dan manusia modern yang hanya bertolak pada akal pikiran
secara realita semata-mata.
DAFTAR PUSTAKA
Issoegianti. 1993. Buku Ajar Biologi Sel. Jogjakarta : UGM.
Juwonodan Ahmad ZulfaJuniarto. 2000. Biologi Sel. Semarang :BukuKedokteran
EGC.
Subowo. 1995. Biologi Sel. Bandung :Angkasa.
Sumadi. 2011. Biologi Sel. Jakarta :Erlangga.