Senin, 02 Desember 2013

MAKALAH HISTOLOGI



MAKALAH HISTOLOGI
JARINGAN EPITELIUM



OLEH:
KELOMPOK 2
1.         ABDUL RONI                           ( 12222002 )
2.         ANA OKTARIA                        ( 12222009 )
3.         ASRI ARUM SARI                   ( 12222014 )
4.         FAUZIATUL ISLAMIYAH     ( 12222036 )

DOSEN PEMBIMBING :
FITRATUL AINI, M.Si


PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tubuh hewan tersusun atas banyak sel yang pada tempat tertentu sel-sel itu bersatu membentuk jaringan. Contoh jaringan pada hewan adalah jaringan epitelium, jaringan otot dan jaringan tulang. Jaringan berkelompok bekerja bersama melaksanakan fungsi tertentu membentuk suatu organ, misalnya organ jantung, dan hati. Beberapa jaringan organ bekerja bersama melaksanakan fungsi tertentu membentuk sistem organ, misalnya sistem pencernaan, sistem transportasi, dan sistem reproduksi. Jaringan, organ, dan sistem organ bersama-sama membentuk tubuh organisme.
Macam jaringan organ dan sistem organ pada setiap organisme tidak selalu sama, tergantung pada tingkatan organisme itu. Pada organisme tingkat rendah, seperti protozoa, tubuhnya hanya terdiri dari satu sel. Jadi, protozoa tidak memiliki jaringan, organ, dan sistem organ. Semakin tinggi tingkatan organisme itu, semakin kompleks struktur penyusun tubuhnya.
Meskipun sruktur penyusunan tubuh organisme berbeda-berbeda, umumnya berasal dari bentuk yang hampir sama. Tubuh organisme tingkat tinggi misalnya, mula-mula berasal dari satu sel zigot. Sel zigot membelah secara mitosis berkali-kali menghasilkan banyak sel. Sel-sel itu mengalami diferensiasi dan spesialisasi membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Diferensiasi adalah proses pembuahan bentuk sel. Spesialisasi adalah proses perubahan fungsi sel. Melalui diferensiasi dan spesialisasiakan tersusun tubuh organisme.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian jaringan epithelium?
2.      Apa fungsi jaringan epithelium?
3.      Sebutkan macam-macam jaringan epithelium ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jaringan Epithelium
Istilah epithelium berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele yang berarti nipple atau punting. Penggunaan istilah epitel meluas untuk semua bentuk lapisan yang terdiri atas lembaran sel-sel (cellular membrane) baik yang bersifat tembus cahaya ataupun yang tidak. Jaringan epitelium adalah jaringan penutup permukaan tubuh, baik permukaan tubuh secara luar maupun sebelah dari dalam. Contoh permukaan sebelah luar yang memiliki jaringan epitelium adalah kulit, sedangkan permukaan sebelah dalam tubuh yang mengandung epitelium adalah permukaan dalam usus, paru-paru, pembuluh darah, dan rongga tubuh. Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, maka istilah epitel tidak terbatas pada kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi juga digunakan untuk kelenjar. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian embriologis yang menyimpulkan bahwa sel-sel epitel pada permukaan tumbuh ke dalam jaringan pengikat di bawahnya dan berkembang menjadi kelenjar.
Epitel dalam arti luas dikelompokan menjadi :
1.         Jaringan yang sel-selnya tersusun dalam lapisan yang menutupi permukaan luar atau melapisi rongga di dalam tubuh yang dinamakan epitel permukaan, mereka dapat digolongkan sesuai jumlah lapisan sel dan morfologi sel pada lapisan permukaan.
2.         Jaringan epitel yang tumbuh ke dalam jaringan pengikat menjadi epitel kelenjar, jaringan epitel kelenjar meliputi sel-sel dengan fungsi khusus menghasilkan cairan sekresi yang komposisinya berbeda dari darah atau cairan interseluler. Proses ini biasanya disertai proses makromolekul intraseluler. Persenyawaan ini biasanya ditampung di dalam sel dalam vesikel-vesikel kecil bermembran yang disebut granul sekresi.
ASAL EPITEL
Epitel dapat berkembang dari ketiga lapis embrional. Epitel yang melapisi kulit, mulut, hidung, dan anus berasal dari ektoderm. Pelapis sistem pernapasan, saluran cerna, dan kelenjar dari saluran cerna (misalnya, pancreas dan hati) berasal dari endoderm. Epitel lainnya (misalnya, endotel pelapis pembuluh darah) berasal dari mesoderm. Pada umumnya mesoderm ini akan menjadi jaringan pengikat atau otot. Epitel yang berbentuk membran dan berasal dari mesoderm ada dua macam yaitu :
1.      Endothelium
Endotel merupakan susunan sel-sel yang membatasi permukaan dalam pembuluh darah, jantung dan pembuluh limfe.
2.      Mesothelium
Mesotel merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang besar yang menutupi beberapa organ tertentu seperti yang melapisi peritoneum, pleura, dan pericardium.
Ciri Umum jaringan epitel adalah:
a. Kumpulan sel-sel yang tersusun saling berlekatan dengan materi interselular sedikit
b. Terkait dengan jaringan di bawahnya melalui struktur membrana basalis
c. Sel-sel epitel disatukan oleh bahan perekat (cementing substances) dan proses mekanik
d. Avaskular-tidak ada pembuluh darah dalam jaringan epitel
Fungsi umum membran epitel :
1.      Proteksi
Sebagai pelindung untuk melapisi permukaan dalam dan luar tubuh.
2.      Absorbsi
Epitel yang membatasi permukaan dalam usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berperan dalam proses penyerapan hasil-hasil pencernaan makanan.
3.      Lubrikasia
Sebagian besar saluran-saluran dalam tubuh permukaannya harus tetap basah, sehingga epitel yang menutupi harus mampu menghasilkan cairan tertentu, misalnya epitel yang melapisi vagina.
4.      Sekretori
Dalam hal ini epitel tersebut bertindak sebagai kelenjar.
Sel-sel epitelium terikat satu dengan yang lainnya oleh zat pengikat (semen) antarsel, sehingga hampir tidak ada ruangan antarsel. Dengan demikian, jaringan ini dapat melindungi jaringan dibawahnya dari pengaruh lingkungan luar. Karena proses pengeluaran atau pemasukan zat dari dalam atau luar tubuh banyak melalui epithelium, maka sifat permeabilitas dari sel-sel epitel memegang peranan penting dalam pertukaran zat antara lingkungan di luar tubuh dan di dalam tubuh.
2.2  Macam-Macam Jaringan Epitelium
 Pada umumnya dibedakan adanya 3 macam bentuk sel epitel yaitu :

1. Sel pipih
Bentuknya seperti sisik ikan maka disebut squamous cell. Pada potongan tegak lurus permukaan epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti lebih menebal. Apabila dilihat dari permukaan epitel, sel-selnya tampak berbentuk poligonal.

2. Sel kuboid
Sel kuboid mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama sehingga tampak sebagai bujur sangkar. Dari permukaan epitel, bentuk selnya tampak poligonal.

3. Sel silindris
Sel silindris mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. Dari permukaan epitel, bentuk selnya poligonal. Biasanya inti yang berbentuk oval agak ke basal.

Berdasarkan susunan sel-sel yang membentuk epitel, dibedakan menjadi :
1. Epitel pipih selapis (Epithelium squamous simplex, simple squamous epithelium).
Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk pipih dan tersusun dalam satu lapisan. Batas-batas sel baru jelas apabila sediaan diwarnai dengan AgNO3. Epitel jenis ini terdapat, misalnya pada : permukaan dalam membrane tympani, lamina parietalis capsula bowmani, Rete testis, Pars descendens ansa henlei pada ginjal, mesotil yang membatasi rongga serosa, endotel yang membatasi permukaan sistem peredaran, duktus alveolaris dan alveoli paru-paru.
2. Epitel kuboid selapis (Epithelium cuboideum simplex, simple cuboidal epithelium).
Susunan epitel ini terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan inti yang bulat ditengah, epitel ini dapat dijumpai pada pleksus coroideus, diventriculus otak, folikel glandula thyreoidia, epithelium germanitivum, pada permukaan ovarium, epithelium pigmentosum retinae dan duktus ekskretorius beberapa kelenjar.
3. Epitel silindris selapis (Epithelium cilindricum simplex, simple columnar epithelium).
Epitel jenis ini terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris sehingga inti yang berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. Epitel ini dapat ditemukan pada permukaan selaput lendir tractus digestivus dari lambung sampai anus, vesica fellea, dan ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tempat kadang-kadang pada permukaan selnya mengalami modifikasi yaitu dengan adanya silia, misalnya dapat dijumpai pada permukaan uterus dan bronchiolus.
Epitel pada permukaan usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berfungsi sekresi karena diantaranya terdapat sel-sel yang mampu menghasilkan lendir. Pada beberapa tempat terdapat epitel yang hampir seluruhnya terdiri atas sel kelenjar yang berbentuk sebagai piala, sehingga dinamakan sebagai Sel Piala.
4. Epitel pipih berlapis (Epithelium squmosum complex, stratified squamos epithelium).
Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis. Bentuk pipih pada sel epitel ini hanyalah sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan, sedangkan sel-sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak paling basal berbentuk kuboid atau silindris melekat pada membrana basalis. Di atas sel-sel silindris ini terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral yang makin mendekati permukaan makin memipih.
Epitel ini cocok untuk fungsi proteksi, tetapi kurang cocok untuk fungsi sekresi. Jika pada permukaan epitel pipih berlapis terdapat cairan, maka cairan tersebut bukan berasal dari epitel melainkan berasal dari kelenjar yang terdapat di bawah epitel.
Epitel jenis ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Epitel pipih berlapis tanpa keratin
Epitel jenis ini terdapat pada permukaan basah, misalnya pada cavum oris, oesophagus, cornea, conjunctiva, vagina, dan urethra feminine.
2. Epitel pipih berlapis berkeratin
Struktur jenis ini mirip dengan epitel pipih berlapis tanpa keratin, tetapi terdapat perubahan pada sel-sel permukaannya yang menjadi suatu lapisan yang mati dan tidak jelas lagi batas-batas selnya. Lapisan permukaan tersebut dinamakan lapisan keratin. Jenis epitel ini dapat ditemukan pada epidermis kulit.
Lapisan-lapisan sel pada epidermis kulit adalah sebagai berikut :
a. Stratum basale
Merupakan selapis sel berbentuk silindris pendek yang terletak pada lapisan paling bawah. Dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir pigmen melanin.
b. Stratum spinosum
Lapisan ini terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk polihedral. Pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya terlihat seakan-akan sel-selnya berduri (spina) yang sebenarnya disebabkan adanya bangunan yang disebut desmosome. Adanya desmosome menyebabkan eratnya hubungan antar sel.

c. Stratum granulosum
Lapisan ini terdiri dari 2-4 lapis sel yang berbentuk belah ketupat dengan sumbu panjangnya sejajar permukaan. Di dalam selnya terdapat butir-butir keratohialin, oleh karena mulai lapisan ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis.

d. Stratum lucidum
Lapisan ini terkadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang homogen. Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yang telah mati dan mengandung zat eleidin dalam sitoplasmanya.

e. Stratum corneum
Merupakan lapisan teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin telah berubah menjadi keratin. Bagian terluar dari lapisan ini, terdapat bagian-bagian epidermis yang dilepaskan sehingga merupakan lapisan tersendiri yang disebut dengan Stratum disjunctum.

5. Epitel silindris berlapis (Epithelium cilindricum complex, stratified columnar epithelium).
Epitel ini terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas berbentuk silindris dan bagian basal selnya tidak mencapai membran basalis. Lapisan sel-sel di bawah sel silindris berbentuk lebih pendek bahkan bagian yang terbawah berbentuk kuboid. Jenis epitel ini dapat ditemukan pada peralihan oropharing ke laring, fornix conjunctivae, urethra pars cavernosa dan ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tertentu permukaan sel dari lapisan teratas dilengkapi dengan silia, seperti pada facies nasalis palatum molle, laring dan oesophagus dari fetus.
6. Epitel cuboid berlapis (Epithelium cuboideum complex ).
Merupakan epitel berlapis yang terdiri atas sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid. Jenis epitel ini tidak terlalu banyak di dalam tubuh yaitu pada ductus excretorius glandula parotis dan dinding anthrum folliculi ovarii.
7. Epitel transisional (Transisional epithelium ).
Epitel ini merupakan bentuk peralihan tergantung dari keadaan ruangan organ yang dibatasi. Epitel jenis ini cocok untuk melapisi permukaan suatu organ berongga yang selalu mengalami perubahan volume seperti kandung kemih dan juga saluran kemih mulai dari calyces renales sampai sebagian dari urethra.
Sel-sel paling basal dari epitel tersebut berbentuk kuboid atau silindris. Sel-sel yang terdapat diatas lapisan basal terdiri atas sel-sel yang berbentuk polihedral yang kemudian dilanjutkan dengan sel-sel yang berbentuk sebagai buah labu atau bola lampu dengan bagian bulat menuju ke arah permukaan. Sel-sel ini bentuknya menyesuaikan dengan bentuk sel permukaan yang dapat berubah. Pada lapisan teratas, bentuk selnya cembung dan berukuran besar mirip payung tanpa tangkai sehingga dinamakan Sel Payung. Bagian bawah dari sel payung bentuknya cekung sesuai dengan permukaan bulat dari sel berbentuk labu. Permukaan sel payung dilengkapi dengan crusta yang dapat berfungsi untuk melindungi terhadap cairan kemih yang berada dalam rongga.
·         Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan epithelium dibadakan menjadi dua, yaitu jaringan epithelium penutup dan jaringan epithelium kelenjar.
1.      Jaringan epithelium penutup
Jaringan epithelium penutup berperan melapisi permukaan tubuh dan jaringan lainnya. Jaringan ini terdapat di permukaan tubuh, permukaan organ, melapisi rongga, atau merupakan lapisan disebelah dalam dari saluran yang ada pada tubuh, misalnya dinding sebelah dalam saluran pencernaan dan pembuluh darah
2.      Jaringan epithelium kelenjar
Jaringan epithelium kelenjar tersusun oleh sel-sel khusus yang mampu menghasilkan secret atau getah cair. Getah cair ini berbeda dengan darah dan cairan antarsel. Berdasarkan cara kelenjar mensekresikan cairannya, kelenjar dibedakan menjadi dua, yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin.
a.       Kelenjar eksokrin merupakan kelenjar yang memiliki saluran pengeluaran untuk menyalurkan hasil sekresinya. Zat secret dapat berupa enzim, keringat, dan air ludah. Berdasarkan banyaknya sel penyusun, kelenjar eksokrin dibedakan atas dua kelompok, yaitu uniseluler dan multiseluler. Kelenjar eksokrin uniseluler tersusun atas satu sel. Contohnya sel goblet, yaitu sel epithelium penghasil mucus (lendir) yang terdapat pada lapisan usus halus dan saluran pernapasan. Adapun kelenjar eksokrin multiseluler tersusun atas banyak sel.
Macam dan contoh kelenjar eksokrin adalah
1.      Kelenjar tubuler sederhana, contohnya kelenjar lieberkuhn pada dinding usus.
2.      Kelenjar tubuler bergelung sederhana, contohnya kelenjar keringat pada kulit.
3.      Kelenjar tubuler bercabang sederhana, contohnya kelenjar fundus pada dinding lambung.
4.      Kelenjar alveolar sederhana, contohnya kelenjar mucus dan kelenjar racun pada kulit katak.
5.      Kelenjar alveolar bercabang sederhana, contohnya pada kulit.
6.      Kelenjar tubuler majemuk, contohnya kelenjar brunner pada usus dan kelenjar susu.
7.      Kelenjar alveolar majemuk, contohnya kelenjar susu (grandula mamae).
8.      Kelenjar tubule-alveolar majemuk, contohnya kelenjar ludah submaksilaris (bawah rahang atas).

b.      Kelenjar endokrin, merupakan kelenjar yang tidak memiliki saluran pengeluaran. Secret yang dihasilkan langsung masuk ke pembuluh darah sehingga disebut juga kelenjar buntu. Secret yang dihasilkan disebut hormone. Contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, dan adrenal.















BAB III
PENUTUP
1.1  Kesimpulan
Istilah epithelium berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele yang berarti nipple atau punting. Penggunaan istilah epitel meluas untuk semua bentuk lapisan yang terdiri atas lembaran sel-sel (cellular membrane) baik yang bersifat tembus cahaya ataupun yang tidak. Jadi, Jaringan epitelium adalah jaringan penutup permukaan tubuh, baik permukaan tubuh secara luar maupun sebelah dari dalam. Macam macam jaringan epithelium secara umum
1. Sel pipih
2. Sel kuboid
3. Sel silindris

















DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar