Senin, 02 Desember 2013

MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN



ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Administrasi Organisasi Pendidikan, Administrasi Humas, Administrasi Kepemimpinan, Administrasi Pengambilan Keputusan
logo IAIN.jpg



 

Disusun Oleh
KELOMPOK 5
1.      ASRI ARUM SARI                             (12222014)
2.      ELI APRIANA                                    (12222032)       
3.      ENDA KURNIATI                              (12222034)
4.      FAUZIYATUL ISLAMIYAH             (12222036)

DOSEN PENGAMPUH
LENI MARLINA, M.Pd



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN FATAH PALEMBANG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini lembaga pendidikan Islam berkembang sebagai lembaga yang semakin kompleks sehingga ia membutuhkan organisasi yang tertata dengan baik dan benar. Kompleksitas lembaga pendidikan Islam terutama terlihat dari kebutuhan akan pengelolaan pelaksanaan pendidikan dengan pendekatan manajeman. Sehingga perkembangan administrasi pendidikan menjadi bagian yang menarik bagi kalangan praktisi dan ahli pendidikan sampai sekarang ini.
Kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan dalam sekolah mempunyai peran aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah maka kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu mempunyai leadership yang baik. Kepemimpinan yang baik adalah kepala sekolah yang mampu dan dapat mengelolah sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dengan demikian, keberadaan kepemimpinan, administarsi dan organisasi dalam lembaga pendidikan tidak bisa dipisahkan dalam rangka mengembangkan dan memajukan lembaga pendidikan tersebut. Komponen-komponen tersebut (kepemimpinan, administrasi dan organisasi) merupakan satu kesatuan yang memiliki hubungan yang erat dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Dalam proses kegiatan dan pemgembangan lembaga pendidikan,tiga komponen tersebut merupakan alat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Apabila salah satu dari tiga komponen tersebut diabaikan, maka akan mempengaruhi terhadap komponen yang lainnya sehingga berdampak terhadap keberadaan lembaga pendidikan. Oleh sebab itu, antara kepemimpinan, administrasi dan organisasi memiliki hubungan yang saling mendukung dalam sebuah lembaga pendidikan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Administrasi Organisasi Pendidikan
a.         Pengertian Organisasi
Organisasi adalah setiap bentuk-bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang berkerjasama secara formal terikat dalam rangka percapaian suatu tujuan yang ditentukan, dalam ikatan mana terdapat seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan (Siagian).
b.         Fondasi-Fondasi Organisasi
Banyak istilah yang dipergunakan untuk fondasi organisasi, misalnya ada para ahli yang mempergunakan asas-asas organisasi prinsip-prinsip organisasi atau landasan-landasan organisasi. Untuk menelaah yang dirasakan sebagai fondasi yang utama dan multak perlu dalam pelaksanaan organisasi, yaitu sebagai berikut :
1.        Perumusan Tujuan Organisasi
Suatu kenyataan bahwa tujuan dalam  suatu organisasi bertujuan adalah multak harus dibuat. Tujuan adalah kebutuhan manusia baik yang bersifat jasmani maupun rohani yang ingin dicapai. Dalam suatu organisasi sangat perlu rumusan suatu tujuan yang jelas, karena hal ini dapat merupakan pedoman untuk langkah selanjutnya.
2.        Pembagian Kerja/Tugas
Dengan pembagian tugas dapat diartikan 2 macam yaitu, sebagai perincian dan pengelompokan aktivitas-aktivitas yang akan dilaksanakan untuk membentuk semacam hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Beberapa keuntungan ysng dspst diperoleh dari pembagian tugas adalah:
·           Dapat memberi tugas kepada setiap anggota yang sesuai dengan kemampuannya
·         Dapat memberikan ketentuan yang jelas bagi setiap tugas kepada orang yang akan mengerjakannya.
3.        Koordinasi
Asas koordinasi dalam suatu organisasi juga sangat penting terutama untuk menjaga keselarasan, keseimbangan tugas dari masing-masing bagian, dan ketetapan distribusi para perkerja dalam suatu organisasi.
Koordinasi dipandang penting karena memberikan beberapa manfaat bagi organisasian itu sendiri antara lain:
·         Dapat menghindari perasaan saling lepas
·         Dapat menghindari saling mengandalkan posisi
·         Dapat menghindari terjadinya kekembaran tugas
·         Mendorong pejabat untuk saling membantu dan memberitahukan masalah yang dihadapi.
4.    Pelimpahan Wewenang
Dalam suatu organisasi yang selalu dipermasalahkan adalah tugas dan wewenang seorang pejabat. Tetapi hal ini dapat dipahami karena masalah wewenang merupakan suatu hak bagi seseorang pejabat untuk bertindak agar tugas dan tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik.
5.    Rentangan Kontrol
Rentangan kontrol adalah jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat dipimpin dengan baik oleh seorang atasan tertentu. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan terutama dalam kaitannya dengan koordinasi, maka luas rentang control ini harus mendapat perhatian yang memadai dari perencanaan organisasi.
6.    Jenjang organisasi
Jenjang dalam suatu organisasi harus jelas memberikan gambaran tentang kedudukan dan posisi setiap pejabat.
7.    Fleksibilitas
Sehubungan dengan jenjang organisasi, diharapkan mempunyai daya fleksibilitas yang tinggi sehingga setiap saat dapat mengadakan perubahan tanpa mengurangi kelancaran organisasi tersebut. Asas fleksibilitas adalah jika terjadi perubahan atau dilaksanakan perubahan dalam suatu organisasi jangan sampai menimbulkan hambatan yang fatal bagi kelancaran organisasi.
c.       Proses Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses menyusun organisasi formal dengan melakukan aktivitas merancang struktur, menganalisis perkerjaan, menganalisis kualifikasi perkerjaan, mengelompokandan membagikan perkerjaan, mengkoordinasikan perkerjaan serta memantau pelaksanan perkerjaan.
3 cara sebagai prosedur pengorganisasian, yaitu:
*   Pemerincian perkerjaan
*   Pembagian beban perkerjaan
*   Pengadaan dan pengembangan mekanisme.
B.       Administrasi Humas
·      Pengertian Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta membina secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publiknya pada khususnya, sehingga kegiatan operasional  sekolah/pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pada hakikatnya sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, khususnya masyarakat publiknya, seperti para orang tua murid/anggota Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3), dan atasan langsungnya. Demikian pula hasil pendidikan pelaksanaan sekolah akan menjadi harapan bahkan dambaan masyarakatnya, maka kegiatan sekolah-sekolah juga harus terpadu dengan derap masyarakat, tak boleh sekolah itu merupakan “menara gading” bagi masyarakatnya. Sekolah juga menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarakat. Tetapi orang tua hanya sebagai pembantu penyelenggara pendidikan, dan tidak berhak untuk mempengaruhi apalagi.
Sekolah harus tetap merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat, sehingga melalui kegiatan-kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikulernya, sekolah meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan sikap para peserta didiknya agar dapat mempersiapkan dirinya untuk menyongsong tugas-tugasnya dimasa depan, serta dapat membangun dirinya demi dapat ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan masyarakat, bangsa dan negaranya, baik secara individual maupun secara berkelompok.
Hal ini berarti bahwa sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Hubungan serasi, terpadu serta timbal balik yang sebaik-baiknya antara sekolah dan masyarakat harus diciptakan dan dilaksanakan agar peningkatan mutu pendidikan dan pembangunan masyarakat dapat saling menunjang. Dengan demikian masyarakat dapat ikut bertanggung jawab secara tidak langsung tarhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga hasil pendidikan bermanfaat bagi masyarakat, di antaranya dalam mengisi kebutuhan tenaga kerja.
·         Tujuan Hubungan Sekolah dan Masyarakat   
Menurut T. Sianipar yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto menyatakan bahwa tujuan hubungan sekolah dan masyarakat dapat ditinjau dari sudut kepentingan ke dua lembaga tersebut, yaitu kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat itu sendiri. tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dan masyarakat adalah:
a.          Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
b.         Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang diperlukan bagi pengembangan ssekolah
c.         Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelkasanaan program sekolah.
d.        Memperkaya dan memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat
e.         Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak anak.

C.      Administrasi Kepemimpinan
a.         Definisi Kepemimpinan
“Kepemimpinan” diterjemahkan dari bahasa inggris “Leadership”. Menurut Bass (1990), Kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara anggota suatu kelompok sehingga pemimpin merupakan agen pembaharu, agen perubahan, orang yang perilakunya akan lebih mempergaruhi mereka, dan kepemimpinan ini sendiri timbul ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi kepentingan anggota lainnya dalam kelompok.
b.         Pendekatan Kepemimpinan
1.      Pendekatan Teori Sifat Pemimpin (Traits Theory)
Pemimpin yang memiliki cirri kepemimpinan adalah seseorang yang memiliki kualitas diri yang baik tercermin dari sifat-sifat atau watak. Biasanya sifat atau watak yang diharapkan anggota dari pemimpinannya adalah cerdas, bijak, semangat, tanggung jawab dan dapat dipercaya.
Davis mengikhtisarkan 4 sifat utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan pemimpin yaitu,
v Kecerdasan
v Kedewasaan dan keluasan hubungan social
v Mitivasi diri dari dorongan berprestasi
v Sikap-sikap hubungan manusiawi.
2.      Pendekatan perilaku Pemimpin (Behavior Theory)
Pendekatan perilaku pemimpin bahwa kepemimpinan karena sifat seseorang kadang menipu penglihatan sehingga sulit diidentifikasi secara pasti. Frielder (Mintorogo,1996) menyatakan bahwa menjadi seorang pemimpin tidak hanya ditentukan oleh kepribadiannya. Seseorang menjadi pemimpin karena keadaan yang bersangkutan berada pada tempat dan situasi yang tepat atau karena berbagai factor seperti, umur, pendidikan, pengalaman, serta latar belakang keluarga dan kekayaan. Menelaah perilaku kepemimpinan dapat diidentifikasi dari 2 aspek yaitu,
a.         Fungsi Kepemimpinan
Kepemimpinan akan terjadi secara efektif apabila pemimpin dapat menjalankan dua fungsi utama yaitu,
ü Yang berkaitan dengan tugas atau fungsi pemecahan masalah
ü Berkaitan dengan pembinaan atau fungsi social.
b.        Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan norma atau dapat jiga diartikan sebagai pola perilaku dalam memperagakan kepemimpinannya. Terdapat 2 cara gaya kepemimpinan yaitu, gaya dengan orientasi tugas dan gaya dengan orientasi pada anggota.
3.      Manajemen dari rensis Likert (Likert’s Manajemen System)
Rensis likert dalam penelitiannya menemukan bahwa pengawasan yang berorientasi pada karyawan mempunyai semangat kerja dan produktif lebih baik daripada yang berorientasi pada perkerjaan.
4.      Kisi-kisi Manajerial (Managerial Grid) dari Blake and Mauton
Blake and Mounton mengembangkannya dalam kisi-kisi manajerial yaitu suatu diagram yang mengukur perhatian relative seorang pemimpin terhadap manusia dan produksi.
5.      Studi Ohlo State
Penelitian oleh ohio State university mengidentifikasikan 2 kelompok perilaku yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan yaitu struktur kepemrakarsaan (initiating structure) yang berorientasi tugas dan pertimbangan berorientasi pada manusia. Pemimpin yang memberikan pertimbangan yang tinggi menimbulkan kepuasan kepada karyawan sedangkan sruktur pemrakarsaan yang tinggi dan tingkat pertimbangan rendah menyebabkan banyak karyawaan mengeluh dan ingin rotasi.
D.      Administrasi Pengambilan Keputusan
a.       Pengertian Sistem Pengambilan Keputusan
Sistem pengambilan keputusan dianggap sebagai model keputusan.
1.      Mengetahui semua perangkat alternative dan semua akibat atau hasilnya masing-masing.
2.      Memiliki metode aturan, hubungan, dan sebagainya yang memungkinkan membuat urutan kepentingan semua alternatif
3.      Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan atau kegunaan.
Konsep pengambilan keputusan tertutup menekankan kepada rasionalitas individu secara logis menguji seluruh alternative dan mengurutkan dengan berorientasi kepada hasil dan memilih kepada alternatif yang secara maksimal dan terbaik. Model ini biasanya diwujudkan dalam model kuantitatif.
Model keputusan terbuka menganggap keputusan sebagai :
1.      Tidak mengetahui semua alternative dan hasil
2.      Melakukan percarian serta terbatas untuk mengambil beberapa alternatif yang memuaskan
3.      Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya.
Model keputusan terbuka sering digunakan dalam pendekatan manajemen yang behavioral. Pengambilan keputusan diartikan sebagai suatu kegiatan dengan memilih alternatif yang tepat dari alternatif yang ada dengan mempertimbangkan hasil yang maksimal.
b.      Pentingnya Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen
Pengambilan keputusan penting sebagai jalan memecahkan masalah dan sebagai mempertahankan dan mengembangkan organisasi. Masalah muncul tanpa diduga, bersifat subjektif dan relatif. Jadi pengambilan keputusan ialah proses pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa alternative untuk menetapkan suatu tindakan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
c.       Prinsip-Prinsip Pemgambialan Keputusan
Beberapa prinsip pembuatan keputusan yang harus diperhatikan adalah :
1.      Keputusan berada dalam kekuasaan
2.      Mempertimbangkan semua hal yang relevan dan membuat jauh-jauh hal yang tidak relevan
3.      Pembuatan keputusan tidak boleh tidak jujur
4.      Pembuatan keputusan harus menjamin bahwa kegiatan didasarkan pada bukti
5.      Keputusan harus masuk akal
6.      Orang yang mungkin terkait dengan keputusan harus disetujui dengan prosedur yang adil yang merupakan prinsip-prinsip
7.      Mempertimbangkan kebajikan pemerintah
8.      Pembuatan keputusan tidak mendasarkan keputusan hanya atas petunjuk orang lain atau seseorang.
d.      Tipe Keputusan
Masalah yang berbeda membuat tipe pembuatan yang berbeda pula. Masalah yang sering kali dihadapi kepala sekolah berkaitan dengan penerimaan siswa baru, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, monitoring kegiatan dan pelaporan dapat diselesaikan dengan suatu prosedur pembuatan keputusan terprogram dan penyelesaian spesifik memerlukan pembuatan keputusan yang tidak terprogram.
1.      Keputusan Terprogram
Keputusan terprogram dibuat berdasarkan kebijakan, prosedur, atau peraturan dan kebiasaan yang dilakukan. Keputusan ini bersifat rutin, berulang, dan biasanya organisasi sudah memiliki kebajikan baik tertulis maupun tidak yang memudahkan manajer membuat keputusan. Masalah rutin dan berulang-ulang tidak selalu bersifat sederhana tetapi mungkin juga rumit dan kompleks, akan tetapi para manajer dapat memahami dan menentukan komponen yang terkait, meramalkan kondisinya, dan dapat menganalisis situasinya, maka pengambilan keputusan itu bersifat terprogram.
2.      Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan tidak terprogram berangkat dari masalah khusus yang tidak biasa, spesifik, dan tidak terliput oleh kebijakan yang ada sehingga perlu penanganan tersendiri dengan menyediakan waktu yang cukup dengan teknik yang tepat untuk menganalisis masalah, menyodorkan alternatif dan memilih alternatif. Masalah yang berstruktur kompleks dan seringkali berubah-ubah sehingga sulit untuk dikenali dan diorganisasikan perlu pemecahan yang dilakukan tersendiri atau melalui keputusan yang tak terprogram.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimulkan bahwa keberadaan kepemimpinan, administarsi dan organisasi dalam lembaga pendidikan tidak bisa dipisahkan dalam rangka mengembangkan dan memajukan lembaga pendidikan tersebut. Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang memiliki hubungan yang erat dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Apabila salah satu dari tiga komponen tersebut diabaikan, maka akan mempengaruhi terhadap komponen yang lainnya sehingga berdampak terhadap keberadaan lembaga pendidikan. Oleh sebab itu, antara kepemimpinan, administrasi dan organisasi memiliki hubungan yang saling mendukung dalam sebuah lembaga pendidikan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

















DAFTAR PUSTAKA
Annur, Saifur. 2008. Administrasi Pendidikan. Grafindo Telindo Press. Jakarta
Buharnuddin, yusak. 2005. Administrasi Pendidikan. Pustaka. bandung
Daryanto. 2010. Administrasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta
Engkoswara, Komariah. 2011. Administarsi Pendidikan. Alfabet. Bandung
Gunawan, Ary. 2011. Administrasi Sekolah. Rineka cipta. Jakarta
Purwanto, Ngalim. 1998. Administrasi dan supervisi pendidikan. Remaja rosdakarya.bandung
Segala, Syaiful. 2005. Administrasi pendidikan Kontemporer. Alfabet. Bandung
Soetopo, Hendayat. 1982. Pengantar Operasional Admistrasi Pendidikan. Usaha nasional. Surabaya
Suhartsaputra, Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan. Aditama. Bandung
Sutisna, Oteng. 1989. Administrasi pendidikan. Angkasa. bandung


2 komentar: