ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
Administrasi
Organisasi Pendidikan, Administrasi Humas, Administrasi Kepemimpinan, Administrasi
Pengambilan Keputusan

Disusun Oleh
KELOMPOK 5
1.
ASRI ARUM SARI (12222014)
2.
ELI APRIANA (12222032)
3.
ENDA KURNIATI (12222034)
4.
FAUZIYATUL ISLAMIYAH (12222036)
DOSEN PENGAMPUH
LENI MARLINA, M.Pd
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN FATAH PALEMBANG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini
lembaga pendidikan Islam berkembang sebagai lembaga yang semakin kompleks
sehingga ia membutuhkan organisasi yang tertata dengan baik dan benar.
Kompleksitas lembaga pendidikan Islam terutama terlihat dari kebutuhan akan
pengelolaan pelaksanaan pendidikan dengan pendekatan manajeman. Sehingga perkembangan
administrasi pendidikan menjadi bagian yang menarik bagi kalangan praktisi dan
ahli pendidikan sampai sekarang ini.
Kepemimpinan
kepala sekolah sebagai agen perubahan dalam sekolah mempunyai peran aktif dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan
sekolah maka kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu mempunyai leadership
yang baik. Kepemimpinan yang baik adalah kepala sekolah yang mampu dan dapat
mengelolah sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dengan
demikian, keberadaan kepemimpinan, administarsi dan organisasi dalam lembaga
pendidikan tidak bisa dipisahkan dalam rangka mengembangkan dan memajukan
lembaga pendidikan tersebut. Komponen-komponen tersebut (kepemimpinan, administrasi
dan organisasi) merupakan satu kesatuan yang memiliki hubungan yang erat dan
tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Dalam proses kegiatan dan pemgembangan
lembaga pendidikan,tiga komponen tersebut merupakan alat untuk mencapai tujuan
yang ingin dicapai. Apabila salah satu dari tiga komponen tersebut diabaikan,
maka akan mempengaruhi terhadap komponen yang lainnya sehingga berdampak
terhadap keberadaan lembaga pendidikan. Oleh sebab itu, antara kepemimpinan,
administrasi dan organisasi memiliki hubungan yang saling mendukung dalam
sebuah lembaga pendidikan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Administrasi
Organisasi Pendidikan
a.
Pengertian
Organisasi
Organisasi
adalah setiap bentuk-bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang
berkerjasama secara formal terikat dalam rangka percapaian suatu tujuan yang
ditentukan, dalam ikatan mana terdapat seorang/sekelompok orang yang disebut
bawahan (Siagian).
b.
Fondasi-Fondasi
Organisasi
Banyak istilah
yang dipergunakan untuk fondasi organisasi, misalnya ada para ahli yang
mempergunakan asas-asas organisasi prinsip-prinsip organisasi atau
landasan-landasan organisasi. Untuk menelaah yang dirasakan sebagai fondasi
yang utama dan multak perlu dalam pelaksanaan organisasi, yaitu sebagai berikut
:
1.
Perumusan Tujuan
Organisasi
Suatu kenyataan bahwa tujuan dalam suatu organisasi bertujuan adalah multak
harus dibuat. Tujuan adalah kebutuhan manusia baik yang bersifat jasmani maupun
rohani yang ingin dicapai. Dalam suatu organisasi sangat perlu rumusan suatu
tujuan yang jelas, karena hal ini dapat merupakan pedoman untuk langkah
selanjutnya.
2.
Pembagian
Kerja/Tugas
Dengan pembagian
tugas dapat diartikan 2 macam yaitu, sebagai perincian dan pengelompokan
aktivitas-aktivitas yang akan dilaksanakan untuk membentuk semacam hubungan
yang erat antara satu dengan yang lainnya. Beberapa keuntungan ysng dspst
diperoleh dari pembagian tugas adalah:
·
Dapat memberi
tugas kepada setiap anggota yang sesuai dengan kemampuannya
·
Dapat memberikan
ketentuan yang jelas bagi setiap tugas kepada orang yang akan mengerjakannya.
3.
Koordinasi
Asas koordinasi
dalam suatu organisasi juga sangat penting terutama untuk menjaga keselarasan,
keseimbangan tugas dari masing-masing bagian, dan ketetapan distribusi para
perkerja dalam suatu organisasi.
Koordinasi
dipandang penting karena memberikan beberapa manfaat bagi organisasian itu
sendiri antara lain:
·
Dapat
menghindari perasaan saling lepas
·
Dapat
menghindari saling mengandalkan posisi
·
Dapat
menghindari terjadinya kekembaran tugas
·
Mendorong
pejabat untuk saling membantu dan memberitahukan masalah yang dihadapi.
4.
Pelimpahan
Wewenang
Dalam
suatu organisasi yang selalu dipermasalahkan adalah tugas dan wewenang seorang
pejabat. Tetapi hal ini dapat dipahami karena masalah wewenang merupakan suatu
hak bagi seseorang pejabat untuk bertindak agar tugas dan tanggung jawabnya
dapat dilaksanakan dengan baik.
5.
Rentangan
Kontrol
Rentangan
kontrol adalah jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat dipimpin dengan
baik oleh seorang atasan tertentu. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan
terutama dalam kaitannya dengan koordinasi, maka luas rentang control ini harus
mendapat perhatian yang memadai dari perencanaan organisasi.
6.
Jenjang
organisasi
Jenjang dalam
suatu organisasi harus jelas memberikan gambaran tentang kedudukan dan posisi
setiap pejabat.
7.
Fleksibilitas
Sehubungan dengan jenjang organisasi, diharapkan
mempunyai daya fleksibilitas yang tinggi sehingga setiap saat dapat mengadakan
perubahan tanpa mengurangi kelancaran organisasi tersebut. Asas fleksibilitas
adalah jika terjadi perubahan atau dilaksanakan perubahan dalam suatu organisasi
jangan sampai menimbulkan hambatan yang fatal bagi kelancaran organisasi.
c.
Proses
Pengorganisasian
Pengorganisasian
merupakan proses menyusun organisasi formal dengan melakukan aktivitas
merancang struktur, menganalisis perkerjaan, menganalisis kualifikasi
perkerjaan, mengelompokandan membagikan perkerjaan, mengkoordinasikan
perkerjaan serta memantau pelaksanan perkerjaan.
3
cara sebagai prosedur pengorganisasian, yaitu:



B.
Administrasi
Humas
·
Pengertian Administrasi Hubungan Sekolah dengan
Masyarakat
Administrasi hubungan
sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan
dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta membina secara
kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari
publiknya pada khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah/pendidikan semakin efektif dan efisien,
demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pada
hakikatnya sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat,
khususnya masyarakat publiknya, seperti para orang tua murid/anggota Badan
Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3), dan atasan langsungnya. Demikian
pula hasil pendidikan pelaksanaan sekolah akan menjadi harapan bahkan dambaan
masyarakatnya, maka kegiatan sekolah-sekolah juga harus terpadu dengan derap
masyarakat, tak boleh sekolah itu merupakan “menara gading” bagi masyarakatnya. Sekolah juga menjadi tanggung
jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarakat. Tetapi orang tua
hanya sebagai pembantu penyelenggara pendidikan, dan tidak berhak untuk
mempengaruhi apalagi.
Sekolah harus tetap
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat, sehingga melalui
kegiatan-kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikulernya, sekolah meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan sikap para peserta didiknya agar dapat
mempersiapkan dirinya untuk menyongsong tugas-tugasnya dimasa depan, serta dapat
membangun dirinya demi dapat ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan
masyarakat, bangsa dan negaranya, baik secara individual maupun secara
berkelompok.
Hal ini berarti bahwa
sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Hubungan serasi,
terpadu serta timbal balik yang sebaik-baiknya antara sekolah dan masyarakat
harus diciptakan dan dilaksanakan agar peningkatan mutu pendidikan dan
pembangunan masyarakat dapat saling menunjang. Dengan demikian masyarakat dapat
ikut bertanggung jawab secara tidak langsung tarhadap pelaksanaan pendidikan,
sehingga hasil pendidikan bermanfaat bagi masyarakat, di antaranya dalam
mengisi kebutuhan tenaga kerja.
·
Tujuan Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Menurut T. Sianipar yang
dikutip oleh M. Ngalim Purwanto menyatakan bahwa tujuan hubungan sekolah dan
masyarakat dapat ditinjau dari sudut kepentingan ke dua lembaga tersebut, yaitu
kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat itu sendiri. tujuan
diselenggarakannya hubungan sekolah dan masyarakat adalah:
a.
Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
b.
Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang diperlukan
bagi pengembangan ssekolah
c.
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelkasanaan program
sekolah.
d.
Memperkaya dan memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan masyarakat
e.
Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam
mendidik anak anak.
C. Administrasi Kepemimpinan
a.
Definisi
Kepemimpinan
“Kepemimpinan”
diterjemahkan dari bahasa inggris “Leadership”.
Menurut Bass (1990), Kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara anggota
suatu kelompok sehingga pemimpin merupakan agen pembaharu, agen perubahan,
orang yang perilakunya akan lebih mempergaruhi mereka, dan kepemimpinan ini
sendiri timbul ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi kepentingan
anggota lainnya dalam kelompok.
b.
Pendekatan
Kepemimpinan
1.
Pendekatan Teori
Sifat Pemimpin (Traits Theory)
Pemimpin yang memiliki cirri
kepemimpinan adalah seseorang yang memiliki kualitas diri yang baik tercermin
dari sifat-sifat atau watak. Biasanya sifat atau watak yang diharapkan anggota
dari pemimpinannya adalah cerdas, bijak, semangat, tanggung jawab dan dapat
dipercaya.
Davis
mengikhtisarkan
4 sifat utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan pemimpin yaitu,
v Kecerdasan
v Kedewasaan
dan keluasan hubungan social
v Mitivasi
diri dari dorongan berprestasi
v Sikap-sikap
hubungan manusiawi.
2.
Pendekatan
perilaku Pemimpin (Behavior Theory)
Pendekatan
perilaku pemimpin bahwa kepemimpinan karena sifat seseorang kadang menipu
penglihatan sehingga sulit diidentifikasi secara pasti. Frielder
(Mintorogo,1996) menyatakan bahwa menjadi seorang pemimpin tidak hanya
ditentukan oleh kepribadiannya. Seseorang menjadi pemimpin karena keadaan yang
bersangkutan berada pada tempat dan situasi yang tepat atau karena berbagai
factor seperti, umur, pendidikan, pengalaman, serta latar belakang keluarga dan
kekayaan. Menelaah perilaku kepemimpinan dapat diidentifikasi dari 2 aspek
yaitu,
a.
Fungsi
Kepemimpinan
Kepemimpinan akan terjadi secara
efektif apabila pemimpin dapat menjalankan dua fungsi utama yaitu,
ü Yang
berkaitan dengan tugas atau fungsi pemecahan masalah
ü Berkaitan
dengan pembinaan atau fungsi social.
b.
Gaya
Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan norma
atau dapat jiga diartikan sebagai pola perilaku dalam memperagakan
kepemimpinannya. Terdapat 2 cara gaya kepemimpinan yaitu, gaya dengan orientasi
tugas dan gaya dengan orientasi pada anggota.
3.
Manajemen dari
rensis Likert (Likert’s Manajemen System)
Rensis likert dalam penelitiannya
menemukan bahwa pengawasan yang berorientasi pada karyawan mempunyai semangat
kerja dan produktif lebih baik daripada yang berorientasi pada perkerjaan.
4.
Kisi-kisi Manajerial
(Managerial Grid) dari Blake and Mauton
Blake and Mounton mengembangkannya
dalam kisi-kisi manajerial yaitu suatu diagram yang mengukur perhatian relative
seorang pemimpin terhadap manusia dan produksi.
5.
Studi Ohlo State
Penelitian oleh ohio State
university mengidentifikasikan 2 kelompok perilaku yang mempengaruhi
efektivitas kepemimpinan yaitu struktur kepemrakarsaan (initiating structure) yang berorientasi tugas dan pertimbangan
berorientasi pada manusia. Pemimpin yang memberikan pertimbangan yang tinggi
menimbulkan kepuasan kepada karyawan sedangkan sruktur pemrakarsaan yang tinggi
dan tingkat pertimbangan rendah menyebabkan banyak karyawaan mengeluh dan ingin
rotasi.
D. Administrasi
Pengambilan Keputusan
a.
Pengertian
Sistem Pengambilan Keputusan
Sistem pengambilan keputusan
dianggap sebagai model keputusan.
1.
Mengetahui semua
perangkat alternative dan semua akibat atau hasilnya masing-masing.
2.
Memiliki metode
aturan, hubungan, dan sebagainya yang memungkinkan membuat urutan kepentingan
semua alternatif
3.
Memilih
alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan atau
kegunaan.
Konsep
pengambilan keputusan tertutup menekankan kepada rasionalitas individu secara
logis menguji seluruh alternative dan mengurutkan dengan berorientasi kepada
hasil dan memilih kepada alternatif yang secara maksimal dan terbaik. Model ini
biasanya diwujudkan dalam model kuantitatif.
Model keputusan terbuka menganggap
keputusan sebagai :
1.
Tidak mengetahui
semua alternative dan hasil
2.
Melakukan
percarian serta terbatas untuk mengambil beberapa alternatif yang memuaskan
3.
Mengambil
keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya.
Model
keputusan terbuka sering digunakan dalam pendekatan manajemen yang behavioral. Pengambilan keputusan
diartikan sebagai suatu kegiatan dengan memilih alternatif yang tepat dari
alternatif yang ada dengan mempertimbangkan hasil yang maksimal.
b.
Pentingnya
Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen
Pengambilan
keputusan penting sebagai jalan memecahkan masalah dan sebagai mempertahankan
dan mengembangkan organisasi. Masalah muncul tanpa diduga, bersifat subjektif
dan relatif. Jadi pengambilan keputusan ialah proses pemecahan masalah dengan
menentukan pilihan dari beberapa alternative untuk menetapkan suatu tindakan dalam
mencapai tujuan yang diinginkan.
c.
Prinsip-Prinsip
Pemgambialan Keputusan
Beberapa prinsip pembuatan
keputusan yang harus diperhatikan adalah :
1.
Keputusan berada
dalam kekuasaan
2.
Mempertimbangkan
semua hal yang relevan dan membuat jauh-jauh hal yang tidak relevan
3.
Pembuatan keputusan tidak boleh
tidak jujur
4.
Pembuatan
keputusan harus menjamin bahwa kegiatan didasarkan pada bukti
5.
Keputusan harus
masuk akal
6.
Orang yang
mungkin terkait dengan keputusan harus disetujui dengan prosedur yang adil yang
merupakan prinsip-prinsip
7.
Mempertimbangkan
kebajikan pemerintah
8.
Pembuatan
keputusan tidak mendasarkan keputusan hanya atas petunjuk orang lain atau
seseorang.
d.
Tipe Keputusan
Masalah
yang berbeda membuat tipe pembuatan yang berbeda pula. Masalah yang sering kali
dihadapi kepala sekolah berkaitan dengan penerimaan siswa baru, pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi, monitoring kegiatan dan pelaporan dapat diselesaikan
dengan suatu prosedur pembuatan keputusan terprogram dan penyelesaian spesifik
memerlukan pembuatan keputusan yang tidak terprogram.
1.
Keputusan
Terprogram
Keputusan
terprogram dibuat berdasarkan kebijakan, prosedur, atau peraturan dan kebiasaan
yang dilakukan. Keputusan ini bersifat rutin, berulang, dan biasanya organisasi
sudah memiliki kebajikan baik tertulis maupun tidak yang memudahkan manajer
membuat keputusan. Masalah rutin dan berulang-ulang tidak selalu bersifat
sederhana tetapi mungkin juga rumit dan kompleks, akan tetapi para manajer
dapat memahami dan menentukan komponen yang terkait, meramalkan kondisinya, dan
dapat menganalisis situasinya, maka pengambilan keputusan itu bersifat
terprogram.
2. Keputusan
Tidak Terprogram
Keputusan
tidak terprogram berangkat dari masalah khusus yang tidak biasa, spesifik, dan
tidak terliput oleh kebijakan yang ada sehingga perlu penanganan tersendiri
dengan menyediakan waktu yang cukup dengan teknik yang tepat untuk menganalisis
masalah, menyodorkan alternatif dan memilih alternatif. Masalah yang
berstruktur kompleks dan seringkali berubah-ubah sehingga sulit untuk dikenali
dan diorganisasikan perlu pemecahan yang dilakukan tersendiri atau melalui
keputusan yang tak terprogram.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas dapat disimulkan bahwa keberadaan kepemimpinan, administarsi dan organisasi
dalam lembaga pendidikan tidak bisa dipisahkan dalam rangka mengembangkan dan
memajukan lembaga pendidikan tersebut. Komponen-komponen tersebut merupakan
satu kesatuan yang memiliki hubungan yang erat dan tidak bisa dipisahkan satu
sama lainnya. Apabila salah satu dari tiga komponen tersebut diabaikan, maka
akan mempengaruhi terhadap komponen yang lainnya sehingga berdampak terhadap
keberadaan lembaga pendidikan. Oleh sebab itu, antara kepemimpinan,
administrasi dan organisasi memiliki hubungan yang saling mendukung dalam
sebuah lembaga pendidikan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Annur,
Saifur. 2008. Administrasi Pendidikan. Grafindo Telindo Press. Jakarta
Buharnuddin,
yusak. 2005. Administrasi Pendidikan. Pustaka. bandung
Daryanto.
2010. Administrasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta
Engkoswara,
Komariah. 2011. Administarsi Pendidikan. Alfabet. Bandung
Gunawan,
Ary. 2011. Administrasi Sekolah. Rineka cipta. Jakarta
Purwanto, Ngalim. 1998. Administrasi dan supervisi pendidikan.
Remaja rosdakarya.bandung
Segala, Syaiful. 2005. Administrasi pendidikan Kontemporer.
Alfabet. Bandung
Soetopo, Hendayat. 1982. Pengantar Operasional Admistrasi
Pendidikan. Usaha nasional. Surabaya
Suhartsaputra,
Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan. Aditama. Bandung
Sutisna,
Oteng. 1989. Administrasi pendidikan. Angkasa. bandung
suri also yes, yes he is my little copy ....................
BalasHapusMaksudnya?
Hapus