RETIKULUM
ENDOPLASMA DAN LISOSOM
Ketika membahas membrane sel, pada bagian sitrosol dari sel terdapat
lipatan-lipatan akibat invaginasi maupun evaginasi berulang-ulang dari membrane
sel. Lipatan-lipatan ini membentuk kompartemen-kompartemen atau ruangan-ruangan
didalam sitoplasma. Ruangan-ruangan ini disebut organela. Terdapat tujuh
organela didalam sel hewan dan delapan sel organela didalam sel tumbuhan.
Organela-organela ini memiliki fungsi dan aktifitas yang berbeda-beda, dan
ditujukan untuk mendukung kehidupan sel. Dalam materi ini kita
akan membahas organela retikulum endoplasma dan lisosom dalam satu sel.
A.
Retikulum
Endoplasma
Organel ini
diketemukan oleh Porter dan kawan-kawan pada tahun 1945 dan merupakan bangunan
yang berbentuk ruangan-ruangan berdinding membran dan saling berhubungan
membentuk anyaman. Masing-masing ruangan retikulum endoplasma ini mempunyai
bentuk yang berbeda-beda
Dan pada dasarnya dibedakan menjadi
tiga macam jenis yaitu: (Juwono dan
Juniarto, 2012).
1. Sisterna,
yaitu berbentuk ruangan gepeng yang kadang-kadang tersusun berlapis-lapis dan
saling berhubungan.
2.
Tubuler,
yaitu ruangan berbantuk tabung atau saluran.
3. Vesikuler,
yaitu ruangan berbentuk seperti gelembung yang lepas satu sama lain.
a. Struktur Molekular Retikulum
Endoplasma.
Reticulum
endoplasma (RE) apabila diamati tampak berupa lembaran yang berlipat-lipat,
mengelilingi suatu ruangan yang disebut lumen atau sisterna yang berbentuk
labirin. Reticulum endoplasma terdiri atas tubulus-tubulus, vesikel dan
kantong-kantong pipih yang menempati ruang sitoplasma. Membran RE bersifat
kontinyu dan tidak terputus serta tertutup membentuk lumen yang memisahkan
dengan lingkungan sitoplasma. Reticulum endoplasma terdiri dari dua bentuk: (Sumadi
dan Aditya, 2007)
1.
Reticulum Endoplasma Kasar.
Banyak
dijumpai didalam sel yang dikhususkan untuk sekresi protein, tersusun dari
tumpukan sisterna gepeng yang menyerupai kantong, dan dibatasi oleh membran
yang berhubungan langsung dengan membran luar selubung inti. Disebut reticulum
endoplasma kasar karena terdapat poli ribosom pada permukaan sitosol di
membrane reticulum endoplasma tersebut. Fungsi utama reticulum endoplasma kasar
adalah memisakan protein yang tidak diperuntukkan untuk sitosol. Fungsi lainnya
yaitu sebagai tempat melekatnya ribosom, sisntesis fosfolipid, perakitan
protein dengan banyak rantai dan glikosilasi awal (inti) glikoprotein.
(Mescher, 2012)
2.
Retikulum endoplasma halus
Pada
reticulum endoplasma halus tidak terdapat poliribosom yang melekat. Jumlah
retikulum ini lebih sedikit dari pada reticulum endoplasma kasar tetapi
berhubungan secara kontinyu dengan reticulum endoplasma kasar. reticulum
endoplasma halus mengandung reticulum yang berhubungan dengan sejumlah
kemampuan fungsional khusus. Peran utamanya adalah sintesis berbagai molekul
fosfolipid yang menyusun semua membrane sel. (Mescher, 2012)
b. Enzim enzim reticulum endoplasma
Pada
membran RE terdapat enzim enzim dan rantai molekul molekul pembawa electron.
Enzim enzim itu antara lain Hidrolase terutama glukosa 6-fosfatase dan
nukleusida fosfatase, enzim enzim yang berperan dalam metabolisme, sintesis
fosfolipid, dan steroid, glikosintransferase yang berperan sebagai katalisator
dalam sintesis glikolipid dan glikoprotein. (Mescher, 2012)
Banyaknya
enzim hidroksilase dalam membrane RE menyebabkan hidroksilasi enzin enzim dalam
membrane RE mempunyai inductor untuk pengaktifanya. Inductor itu antara lain
3-metil kolantrene, anaftoflafon, fenobarbital, dan dioksin (Mescher, 2012)
c. Retikulum endoplasma sebagai pusat
Biosintesis sel
Butir-butir
ribosom pada membrane REK akan mensistesis rantai polipeptida,yang elongasinya
(pemanjangannya) tidak berada disitosol melainkan menembus membrane RE. Sebagian dari rantai polipeptida ini tetap berada didalam
membran menjadi protein transmembran, sedangkan bagian yang lain dilepas
didalam sisterna RE. Protein transmembran yang dihasilkan diperuntukkan bagi
membrane sel organel lainnya, sedangkan protein-protein yang dituangkan ke
dalam lumen RE di peruntukkan bagi organel lainnya atau diekskresikan. (Sumadi
dan Aditya, 2007)
Sisntesis protein transmembran dan lumina dilakukan oleh
polisoma yang menempel pada membran RE serta melibatkan dua jenis reseptor.
Reseptor pertama untuk mengenali ribosom subunit besar yang akan mengikat
ribosom pada membrane RE sehingga memungkinkan terjadinya pemindahan rantai
polipeptida dari sitosol ke lumen RE. sedangkan reseptor kedua mengikat ujung
3’ mRNA yang akan diterjemahkan. Pemindahan rantai polipeptida kedalam lumen RE
ditentukan oleh rantai mRNA yang diterjemahkan. Pada mRNA terdapat kodon untuk
polipeptida isyarat. Penerjemah ini terjadi disitosol yang mempunyai molekul
pengenal isyarat (SRP= signal recognition
particle). SRP ini akan mengikat polipeptida isyarat segera setelah terbentuk.
Kompleks SRP dan polipeptida isyarat ini segera mengikatkan diri pada
reseptornya yang terdapat di membrane RE.(Sumadi dan Aditya,
2007)
Proses
sintesis protein yang terjadi di REK akan dijelaskan pada uraian berikut ini:
1. mRNA
menginisiasi sintesis protein dengan mengikat sub unit ribosom.
2.
Segmen
pertama dari polipeptida yang baru diterjemahkan dari ribosom adalah sinyal
N-terminal.
3.
Akibat
bertubrukan dengan RE sinyal sifatnya hidrofobik akan menetrasi kedalam
membrane.
4. Sintesis
protein berjalan terus, pertumbuhan rantai polipeptida meluas menembus membran
mengikuti sinyalnya.
Jika protein akan disekresikan,
seluruh rantai polipeptida mengikuti sinyalnya akan menembus membran RE dan
masuk kedalam ruang Re. jika protein terbenam didalam membran, satu atau lebih
sinyal stop transfer akan menahan gerakan protein menembus membran. .(Sumadi
dan Aditya, 2007)
Sesudah pertumbuhan polipeptida
memanjang memasuki atau melalui membrane RE, sinyal didegradasi oleh enzim
peptidase yang terbenam didalam membran. (Sumadi dan Aditya, 2007)
5. Setelah
disintesis lengkap, subunit ribosom terlepas dari mRNA dan lepas dari RE. mRNA
dibebaskan atau terikat pada membran RE dengan
ribosom yang lain untuk menerjemahkan pesan yang sama.
Setelah molekul protein selesai
disintesis akan terjadi perpindahan molekul tersebut dari sitosol ke mitokondria,
kloroplas dan peroksisoma melibatkan hidrolisis ATP yang terdapat di sitosol.
Tenaga dari ATP digunakan untuk mengurai liipatan-lipatan molekul protein yang
akan dipindahkan. Selain itu untuk menyisipkan dan mendorong masuknya molekul
protein kedalam lumen organel tersebut juga diperlukan tenaga. (Sumadi dan
Aditya, 2007)
Selain protein di dalam RE juga
terjadi proses sintesis fosfolipid dan kolestrol. Proses sintesisnya terjadi
dalam membran RE. Fosfolipid dan kolestrol yang disintesis pada umumnya
digunakan untuk memperbaiki membran sel atau membran organela yang rusak.
Fosfolipid yang disintesis kebanyakan adala fosfatidilkolin. Fosfatidilkolin
disintesis dari gliserol-fosfat dan kolin. Molekul-molekul ini pada awalnya
berada di sitosol membran RE kemudian oleh aktivitas protein pemindahan yang
disebut flipase akan menyebabkan fosfatidilkolin dipindhkan ke sitosol belahan
luminal membran RE, sedangkan fosfatidilserin dan fosfatidil inositol tetap
berada di sitosol membran RE.(Sumadi dan Aditya, 2007)
B. Lisosom
Organel
ini baru ditemukan oleh Cristian De Duve
pada tahun 1955 berdasarkan pemeriksaan-pemeriksaan secara biokimiawi dan tidak
dapat dilihat secara jelas dengan menggunakan mikroskop cahaya. Dalam keadaan
tidak aktif lisosom berbentuk bulat atau oval dengan diameter rata-rata 0,4
mikron dan jumlahnya dalam sel tidak tentu. (Juwono dan Juniarto, 2012)
Lisosom
merupakan kantung terikat membrane dari enzim hidrolitik yang digunakan oleh
sel untuk mencerna makromolekul. Terdapat enzim lisosom yang dapat
menghidrolisis protein, polisakarida lemak, dan asam nukleat semuanya merupakan kelas utama makromolekul.
Membrane lisosom mempertahan kan pH yang rendah dengan memompakan ion hydrogen
dari sitosol kedalam lumen lisosom. Jika lisosom pecah, atau membocorkan
kandungannya, aktiuvitas enzim berkurang dalam lingkungan sitosol yang netral.
(Campbell, 1999)
a. Bentuk Lisosom
Seperti
halnya RE dan apparatus golgi, lisosom juga terusun seperti halnya membrane
sel, tetapi hanya terdiri dari satu lapis saja. Hasil pengematan mikroskop
electron menunjukkan bahwa bentuk dan ukuran lisosom sangat bervariasi. Lisosom
pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu lisosom primer yang hanya berisi
enzim-enzim hidrolase dan lisoson sekunder yang selain berisi hidrolase juga
terdapat substrat yang sedang dicerna. Lisosom berasal dari pembentukan yunas
siterna apparatus golgi pada sisi trans.
Lisosom primer pada umumnya adalah vesikuli yang bersalutkan protein yang
disebut klatrin. (Sumadi dan Aditya, 2007)
b. Enzim-enzim lisosom
Enzim-enzim
yang terkandung dalam lisosom bermacam macam. Lisosom mengandung sekitar 40
enzim hidrolitik yang berbeda dan terutama banyak ditemukan di sel-sel dengan
aktivitas fagositik yang besar seperti pada makrofag dan neutrifil. Meskipun
sifat dak aktifitas enzim lisosom bervariasi bergantung pada jenis sel, enzim
yang paling umum dijumpai adalah protease, nuclease, fosfatase, fosfolipase,
sulfatase, dan
-glukuronidase. (Mescher, 2012)
Komponen
sitosol dilindungi oleh enzim-enzim tersebut oleh membrane yang mengelilingi
lisosom dan karena enzim-enzim lisosom
beraktivitas optimal pada pH asam (5,0). Setiap kebocoran enzim lisosom praktis
menjadi inaktif pada pH sitosol (7,2) dan tidak berbahaya bagi sel. (Mescher,
2012)
c. Fungsi Lisosom
Lisosom
berfungsi dalam pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Amoeba dan
banyak protista lain makan dengan jalan menelan organisme dan partikel makanan
lain yang lebih kecil, suatu proses yang disebut fagositosis (bahasa yunani, plagein
yang berarti “memakan” dan kytos,
berarti “wadah” yang dimaksud ini untuk sel). Vakuola makan yang terbentuk
dengan cara ini kemudian bergabung dengan lisosom, yang enzimnya mencerna
makanan. Sebagaian sel manusia juga melakukan fagositosis. Diantaranya ialah
makrofag, sel yang membantu mempertahankan tubuh dengan merusak bakteri dan
penyerang lainnya. (Campbell, 1999)
d. Mekanisme Pencernaan Oleh Lisosom
Proses
pencernaan yang terjadi secara enzimatis di lisosom terdiri dari berbagai macam
tergantung dari jenis dan asal bahan yang akan dicerna. Bila asal bahan yang
dicerna dari luar sel maka proses pencernaannya disebut heterofagi, sedangkan
bila bahannya berasal dari dalam disebut autofagi.
Proses pencernaan heterofagi terjadi dengan jalan
endositosis. Artinya bahan yang berasal dari luar akan masuk ke dalam sel
dengan jalan endositosis membentuk endosom. Endosom akan melebur dengan lisosom
primer sehingga enzim lisosom akan berkontak langsung dengan bahan yang akan
dicerna, selanjutnya proses pencernaan akan berlangsung. Terbentuk lisosom
sekunder. Kemudian sisa pencernaan akan keluar dari sel dengan cara
eksositosis. (Sumadi dan Aditya, 2007)
Pada
proses pencernaan autofagi, bahan yang menjadi substrat berasal dari komponen
itu sendiri . mekanismenya dimulai dengan kegiatan sebuah sisiterna RE yang akan melengkung dan mengelilingi
sebagian sitoplasma yang padanya terdapat berbagai macam organela dan inklusi.
Setelah terbentuk vesikel maka enzim akan segera dicurahkan sehingga terjadi
autolisosom yang akan menghasilkan badan-badan residu yang akan dikeluarkan
dari sel. (Sumadi dan Aditya, 2007)
e. Biosintesis dalam Lisosom
Biosintesis
dalam lisosom berkaitan dengan hidrolase dan protein membrane. Kedua protein
ini seperti halnya protein-protein yang lain disintesis
di RE untuk kemudian dipindahkan ke apparatus golgi oleh vesikula
pengangkut. Enzim hidrolase di tandai dengan manosa-6-fosfat (M-6-P).
penembahan ini terjadi di sis apparatus golgi. Enzim ini selanjutnya akan
diangkut kedaerah trans yang terdapat reseptor bagi M-6-P yang letaknya
bergerombol dimembran apparatus golgi yang berklaratin. Hal ini akan
menyebabkan enzim hidrolase yang bertanda tersebut akan selalu menuju ke arah
trans apparatus golgi dalam rangka untuk terbentuknya kompleks M-6-P dengan
reseptornya. . (Sumadi dan Aditya, 2007)
Reseptor
M-6-P hanya kan mengikat M-6-P pada pH 7 dan enzim lisosom akan dilepaskan pada
pH kurang dari 6. Penurunan pH dalam lisosom primer ini dapat terjadi karena
adanya penambahan ion H+ yang diangkut oleh protein pengangkut yang
berasal dari membrane lisosom primer. (Sumadi dan Aditya,
2007)
Ayat Al-Quran yang berkaitan dengan Lisosom dan
Retikulum Endoplasma.
Surat Saba’ ayat 22.
22. Katakanlah: " Serulah mereka yang kamu
anggap (sebagai Tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun
di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam
(penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang
menjadi pembantu bagi-Nya.
Daftar Pustaka
Campbell, dkk. 1999. Biologi Umum.
Jakarta: Erlangga.
Juwono
dan Achmad Zulfa Juniarto. 2012. B iologi Sel. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Mescher,
Anthony L. 2012. Histologi Dasar JUNQUIERA. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Sumardi
dan Aditya Marianti. 2007. Biologi Sel. Jakarta:
Graha Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar