MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

OLEH:
NAMA : ASRI ARUM SARI
NIM : 12222014
DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag, M.Si.
PROGRAM
STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu tujuan pendidikan adalah menghasilkan siswa
yang mempunyai semangat untuk terus belajar seumur hidup, penuh rasa ingin tahu
dan keinginan untuk menambah ilmu, meskipun pendidikan formal mereka telah
berakhir. Kunci untuk mewujudkan semua itu adalah adanya motivasi yang kuat dan
terpelihara dalam diri siswa untuk belajar.
Sebagai seorang guru tentu Anda pernah mengamati siswa-siswi di kelas tiba-tiba kurang motivasi belajar. Hal ini sering ditandai dengan sikap negatif, seperti malas mengerjakan tugas, tidak merespons pertanyaan guru, tidak mau memberi pendapat, berperan sebagai pengikut saja atau tidak punya inisiatif, dan mengganggu teman atau berkomentar yang menarik perhatian orang lain. Salah satu penyebab hal tersebut terjadi karena guru lupa atau jarang memberi penghargaan atau pujian kepada siswanya tentang hal kecil apapun yang sudah mereka lakukan ketika mereka telah melakukan perubahan dalam bidang akademik dan perilaku. Bagaimanapun, pujian sesederhana apapun secara verbal sebenarnya dapat memengaruhi rasa diterima dan dipercayai kemampuannya sebagai seorang manusia. Otomatis hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar dikelas.
1.2 Rumusan
Masalah
Bagaimana
teknik-teknik memotivasi siswa agar semangat dalam belajar?
BAB II
PEMBAHASAN
Teknik-Teknik Memotivasi Siswa
Motivasi
tidak selalu timbul dengan sendirinya . motivasi dapat ditumbuhkan,
dikembangkan , dan diperkuat atau ditingkatkan. Makin kuay motivasi seseorang
makin kuat usaha unutk mencapai tujuan . selain itu, motivasi juga harus
diberikan dengan cara yang tepat dan Waktu yng tepat pula. Menurut Elliot
(1996) dalam, ada tiga saat dimana
seorang guru dapat membangkitkan motivasi belajar pada siswa, yaitu : pada saat
mengawali beljar, selama belajar, dan mengakhiri belajar
1. Pada
saat mengawali beajar
dua
factor motivasi kunci dalam hal ini adalah sikap dan kebutuhan. Guru harus
membentuk sikap positif pada diri siswa dan menumbuhkan kebutuhannya untuk belajar dan berprestasi. Setiap kali
mengawali pelajaran, guru dapat memulai dengan pertanyaan-pertanyaan untuk
memancing siswa mengungkapkan sikap dan kebutuhan mereka terhadap pelajaran.
Lalu perlahan-lahan siswa diarahkan untuk bersikap positif dan merasakan
kebutuhannya.
2. Selama
belajar
Dua
proses kunci yang penting dalam hal ini addalah stimulasi dan pengaruh. Untuk
menstimulasi siswa dapat dilakukan dengan menimbulkan daya tarik pelajaran,
juga dapat dilakukan dengan mengadakan permainan. Selain itu, guru harus
mempengaruhi atribusi siswa terhadap hasil perilakunya, bila ia berhasil maka
keberhasilan itu adalah atas usahanya akan tetapi jika gagal aka itu bukanlah kesalahannya
dan masih ada kesmpatan untuk memperbaiki.
3. Mengakhiri
belajar
Proses
kuncinya dalah kompetensi dan reinforcement. Guru harus membantu siswa mencapai
kompetensi dengan meyakinkan bahwa mereka memiliki kemampuan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan reinforcement harus diberikan
dengan segera dan sesuai dengan kadarnya
Ada
banyak teknik yang dapat dilakukan oleh seorang pendidik atau guru untuk
memotivasi siswa?pemelajar unutk belajar. Sardiman (2001) mengemukakan beberapa
bentuk dan cara untuk menumbuhakn motivassi dalam kegiatan belajar disekolah
melalui:
1. Memberi
angka
2. Hadiah
3. Saingan/kompetisi
4. Ego
involvement
5. memberi
ulangan
6. mengetahui
hasil
7. pujian
8. hukuamn
9. hasrat
untuk belajar
10. minat
11. tujuan
yang diakui
Nasution (1988) mengemukakan ada beberapa
cara untuk meningkatkan motivasi belajar, yaitu
1. memadukan
motif-motif yang sudah dimiliki
2. memperjelas
tujuan yang hendak dicapai sehingga siswa akan berbuat lebih efektif
3. mengadakan
persaingan
4. memberitahukan
hasil kerja yang telah dicapai
5. pemberian
contoh yang positif
azwar (dalam irfan dkk
200) teknik memotivasi siswa
1. ganjaran
( rewards ) . Pemberian ganjaran atau hadiah berkaiatan dengan kebutuhan akan
penghargaan pada diri siswa. Bentuk ganjaran yang diberikan dapat bersifat
simbolik seperti sertifikat, dapat berupa materi seperti buku, dan dapat pula
bersifat psikologis seperti pujian dan pengakuan. Pada umumnya ganjaran materi
akan lebih efektif diberikan pada siswa tingkat rendah sedangkan ganjaran untuk
tingkat yang lebih atas harus lebih berbentuk simbolik atau psikologis.
2. Nilai
prestassi. Nilai prestasi diberikan sebagai hasil THB, EBTA dan untuk hasil
pekerjaan rumah maupun tugas-tugas di sekolah, akan memiliki nilai motivasi
yang tinggi apabila diberikan dengan cara yang tepat. Terutama dalam memberikan
nilai terhadap tugas-tugas sekolah sehari-hari hendaklah dilakukan berdasarkan
kemajuan belajar siswa masing-masing, tidak berdasarkan perbandingan deengan
prestasi kelompok.
3. Kompetisi.
Dalam situasi-situasi tertentu, persaingan dapat menjadi sumber motivasi yang
ampuh. Bila akan mengadakan suatu bentuk kompetisi di kelas, haruslah diingat
bahwa dalam kompetisi itu setiap siswaa harus mempunyai kesempatan yang sama
besar untuk menang. Bila kompetisi itu menyangkut prestasi sekoliah, maka harus
ada pengelompokan kemaampuan lebih dahulu. Apabila akan dibuat daalam suatu
kompetisi dalm menyelesaikan tugas belajar sehari-hari, lebih baik bila tugas
itu merupakan tugas kelompok.
4. Pengetahuan
akan hasil belajar. Untuk setiap tugas sekolah maupun rumah, sangat penting
artinya dalam motivasi belajar adalah pengetahuan akan hasil. Para siswa sedapat mungkin segera mengetahui
hasil pekerjaan mereka. Penelitian menunjukan bahwa pengetahuan akan hasil
pekerjaan sangat efektif dalam memotivasi siswa untuk belajar
Setiap
siswa memiliki motif terhadap tugas belajarnya,mulai dari sekedar mendapatkan
pengakuan dari sekitarnya (need of
recognation) yang diwujudkan dalam bentuk perilaku ingin dihargai prestasi
belajarnya sampai mencapai kebutuhan berprestasi,berkompetisi dan menjadi juara disekolahnya ,need of achievement. Namun yang lebih
penting adalah bagaimana memotivasi siswa agar memiliki komitmen yang mendalam
untuk terus mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang telah diraihnya,memiliki
daya saing dan akhlak mulia.Untuk itu dalam memotivasi siswa perlu menanmkan
kesadaran melalui
1.
Cognitive Insight
: Kesadaran siswa pada tataran ini haya
berdasarkan kognitif semata,siswa termotivasi hanya sebatas informasi yang
diterima,mulai membandingkan perilaku yang bakal dijalani dengan perilaku orang
sekitar dan rekan sebayanya sebagai pertimbangan untuk memutuskan patuh pada
“Nasehat” guru. Tingkat kesadaran
pada tahap ini sangat labil karena bisa saja siswa terpengaruh oleh informasi lain yang lebih
menarik pikirannya.Sehingga mereka bisa saja tidak termotivasi atau melanggar
karena mendapatkan pengetahuan baru yang “membuat nasehat guru menjadi tidak
logis.
2.
Affective Insight ;Kesadaran
pada tataran afeksi sangat bergantung pada tingkat kepuasan siswa melakukan
tindakan yang disarankan,dalam hal belajar jika siswa merasa puas terhadap
mata- pelajaran dan pengalaman
selama menjalani kegiatan belajar yang diterimanya akan memiliki hasrat untuk terus mengulang.
Aspek kepuasan memang tidak serta merta
membuat siswa konsisten dalam belajar namun masih lebih baik dibandingkan cognitive ,karena pengalaman
yang berkesan diingatnya. Seorang guru patut menjaga kepuasan
belajar siswa agar mereka tidak terjebak dalam boring experience dengan terus memotivasi dan menciptakan kegiatan
yang kreatif ,value creation.
3.
Cognative insight
: siswa memiliki komitmen yang kuat untuk menjalankan “nasehat gurunya lantaran
percaya dan memiliki hasarat yang besar meraih keberhasilan,mereka adalah siswa
yang terus mengkatkan pengatahuan guna mencapai prestasi yang
diinginkannya.Guru perlu terus memotivasi
serta mampu memberikan pemaknaan lebih tinggi atas upaya dan hasil yang
dicapai siswa,agar siswa memiliki
cognitive consistency selama mengejar
dan meraih prestasinya serta tidak mudah
tergoda bujuk rayu sekitarnya.
4.
Action Insight
; pada tingkatan siswa terlibat dalam aktivitas berprestasi ,guru hanya perlu
menciptkan iklim kompetitif dikelas dan disekolah ,dengan komunikasi persuasif
yang merangsang need of achievement
yang ada dalam diri siswa.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Pentingnya peranan motivasi dalam
proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai
bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa dalam proses pembelajaran, motivasi
belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin.
Motivasi belajar yang memadai akan mendorongsiswa berperilaku aktif untuk
beeprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat
berpengaruh negative terhadap keefektifan usaha belajar siswa.
Peranan guru untuk mengelola motivasi
belajar siswa sangat penting dan dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas
belajar yang didasarkan pada pengenalan guru kepada siswa secara individual.
Usaha untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa memerlukan kondisi tertentu yang mengedepankan keterlibatan dan
keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sejauh mungkin siswa perlu didorong untuk
mampu menata belajarnya sendiri dan menggunakan interaksi antarpribadi dengan
teman dan guru untuk mengembangkan kemampuan kognitif/ intelektual dan
kemampuan sosial.
DAFTAR
PUSTAKA
Khodijah,
Nyayu,2011.Psikologi Pendidikan.Grafika
Telindo Press: Palembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar